Jakarta –
Sejumlah anak kolong jembatan hingga anak dengan down syndrome menjadi pendamping pemain atau kids escort dalam laga perdana Timnas U23 di AFC Cup U23. Orang tua anak mengaku senang buah hatinya mendapat kesempatan tersebut.
Salah satu orang tua dari anak down syndrome, Laela, mengaku anaknya sangat girang saat diajak ke Stadion Gelora Bung Karno. Dia menyebut anaknya, Qisthi, punya hobi baru bermain bola.
“Senang sekali saya. Ini anaknya jadi senang main bola, kalau udah main bola ya senang. Happy aja ramai-ramai sama teman-temannya gitu,” kata Laela di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (15/7/2025).
Qisthi kini berusia 10 tahun dan bersekolah di SLB Negeri 3 di Tanah Abang, Karet Tengsin. Dia mengatakan anaknya itu awalnya hobi berenang.
“Kalau renang dari bulan Agustus, udah setahun, kalau bola jarang karena memang keterbatasan tempat ya, tempatnya lumayan besar. Karena kepilih POTADS, coba deh gitu. Ini juga suka bola cuma karena keterbatasan tempatnya di sekolahan,” jelasnya.
Qisthi dan kawan-kawannya menjadi kids escort berkat kolaborasi antara berbuatbaik.id dengan PSSI. Qisthi dipilih bersama anak dengan down syndrome lain dan anak-anak kolong jembatan.
Content Leader berbuatbaik.id, Mustiana Lestari, mengatakan anak-anak itu berasal dari Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS). Kemudian anak-anak kolong jembatan dari Rumah Belajar Merah Putih di Cilincing, Jakarta Utara.
“Ini adalah kolaborasi berbuatbaik dan PSSI sepanjang 2025 ini. Jadi kita memang ada perjanjian dan MoU bersama PSSI untuk bisa memberikan inspirasi sebanyak-banyaknya kepada anak-anak yang memang mungkin kurang beruntung, kemudian tadi berkebutuhan khusus, seperti down syndrome yang saat ini ada,” kata Mustiana.
Pada kesempatan ini, tujuh anak dengan down syndrome dan 15 anak dari Rumah Belajar Merah Putih menjadi pendamping pemain pada laga perdan Timnas Indonesia U23 yang melawan Brunei Darussalam. Menurut Mustiana, momen itu sangat istimewa bagi anak-anak.
“Kehadiran mereka bukan hanya menjadi momen istimewa, namun juga simbol kuat bahwa sepak bola adalah milik semua orang tanpa adanya batasan sosial maupun ekonomi,” jelas dia.
Sebagai informasi, anak-anak dengan down syndrome dan Rumah Belajar Merah Putih ini merupakan bagian dari anak binaan yang telah ikut dalam berbagai kegiatan sosial berbuatbaik.id. Platform yang juga bagian CT Corp ini memberikan 100% donasi dari donaturnya untuk mereka yang membutuhkan.
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini