JAKARTA – Pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1445 Hijriah salah satunya digelar di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (20/4/2023). Kegiatan ini dilakukan Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta bersama pengurus masjid.

    Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia di lokasi, pemantauan hilal dilakukan di lantai dua Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari. Terlihat dua teleskop telah dipasang ke arah barat, tempat terbenamnya matahari.

     BACA JUGA:

    Selain teleskop, petugas juga menyiapkan monitor yang tersambung langsung dengan teleskop robotik. Beberapa alat itu dijajarkan di area lantai dua dengan empat petugas rukyat yang akan siaga di masing-masing teleskop.

    “Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta bekerja sama dengan pengurus besar masjid KH Hasyim Asyari melaksanakan kegiatan Rukiyatul Hilal, pemantauan hilal jntuk menentukan 1 Ramadhan 1445 H,” kata Ketua Lembaga Falakiyah PWNU DKI Jakarta Abdul Khaliq Soleh di Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Minggu (10/3/2024).

    “Huruq sekarang jam 18.08 WIB, di situ puncaknya Rukhiyatul Hilal terlihat atau tidak terlihat. Prosesnya dari awal kami sudah melakukan persiapan, nanti pukul 17.00 WIB para perukyat akan stand by di lokasinya, kemudian alat-alat pun akan kami pasang,” sambungnya.

     BACA JUGA:

    Dikatakan Abdul, pihaknya akan menggunakan empat alat, mulai dari modern hingga tradisional. Ini dilakukan untuk benar-benar memastikan apakah hilal terlihat atau tidak.

    “Ada empat alat yang akan kami gunakan. Yang pertama teleskop robotic ada dua buah dan ini teleskop yang sangat canggih, yang akurasinya bisa dipercaya. Kemudian kami juga menggunakan teodolit, meskipun menggunakan alat canggih, kita juga tidak meninggalkan cara lama. Oleh sebab itu, kami juga akan menggunakan alat manual nanti menggunakan rubug untuk melihat hilal terlihat atau tidak. Empat alat ini akan kami gunakan secara bersamaan, dengan empat perukyat yang akan standby di tempatnya sejak pukul 17.30 WIB sampai jam 18.08 WIB,” tuturnya.

    Abdul mengungkapkan bahwa batas minimal untuk melihat hilal adalah dengan ketinggian 3 derajat. Namun, saat ini bulan baru berada di ketinggian 0,4 derajat. Tapi, Abdul menegaskan Rukyatul Hilal akan tetap dilaksanakan sesuai dengan perintah Rasulullah SAW.





    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    “Ketika 18.08 ditambah beberapa menit ke depan, kalau seandainya ketika ituhilal terlihat, maka awal Ramadhan pada Senin, 11 Maret. Jika tidak terlihat, maka 1 Ramadhan dimulai pada Selasa, 12 Maret,” ujarnya.

    Kondisi cuaca di Masjid Raya KH Hasyim Asyari sebelum pemantauan hilal cukup berawan. Abdul mengatakan ini menjadi salah satu kendala yang juga akan mempengaruhi penentuan awal Ramadhan 1445.

    “Ketentuan pertama ketinggian hilal. Kendalanya adalah faktor alam. Mungkin karena hujan, mungkin tertutup awan tebal, mungkin karena kabut yang tebal. Kata Rasul kalau seandainya hilal terhalang oleh awan atau cuaca buruk, maka sempurnakan menjadi jumlah bilangan syaban menjadi 30 hari. Jadi faktor alam juga sangat menentukan hilal terlihat atau tidak terlihat, selain ketinggian hilal itu sendiri,” katanya.



    Source link

    Share.