Jakarta –
Perkembangan teknologi di Indonesia semakin pesat dan terasa manfaatnya, termasuk dalam permasalahan kesehatan. Kemudahan akses layanan kesehatan menjadi salah satu dari perkembangan teknologi di Indonesia.
Hal ini dirasakan langsung oleh Dede Ruswatun (40), salah seorang peserta aktif Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang baru-baru ini memeriksakan kondisi matanya di salah satu rumah sakit daerah Kota Tangerang.
Dede mengaku sangat terbantu dengan sistem antrian online yang dihadirkan oleh BPJS Kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Biasanya saya harus datang dari subuh dan nunggunya cukup lama buat dapat nomor antrian di rumah sakit. Tapi sekarang, sejak ada antrian online, saya cukup daftar dari rumah saja lewat Aplikasi Mobile JKN. Contohnya saat ini, saya datang ke RS An-Nisa sesuai jadwal yang tertera di aplikasi Mobile JKN. Ketika sampai langsung dipanggil sesuai jadwal yang sudah saya pilih. Menurut saya, ini sangat mudah dan praktis,” ujar Dede dalam keterangan tertulis, Kamis (10/7/2025).
Selain itu, Dede turut menceritakan alasan kunjungannya ke fasilitas kesehatan. Alasan utama Dede adalah untuk memeriksakan matanya yang terasa memiliki perubahan pada penglihatan dalam beberapa bulan terakhir.
Setelah sebelumnya ia telah berkunjung ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), namun dokter yang menangani di FKTP terdaftar kemudian merujuknya untuk mendapatkan penanganan khusus oleh dokter spesialis mata di rumah sakit terdekat.
“Saya memang sebelumnya sudah melakukan pemeriksaan di Puskesmas dekat rumah, tapi sama dokternya diminta untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis. Memang belakangan ini sering merasa buram dan sering kali ada bintik-bintik hitam yang terlihat, jadi saya khawatir dan ingin memastikan kondisi mata saya. Beruntungnya, pemeriksaan bisa dilakukan dengan cepat tanpa harus mengantre lama berkat antrean online yang ada di Aplikasi Mobile JKN,” kata Dede.
Dalam ceritanya, Dede menambahkan bukan hanya di rumah sakit, kemudahan antrean online juga bisa dirasakan di salah satu Puskesmas tempat ia biasa melakukan pemeriksaan kesehatan umum.
Menurut Dede, semua proses layanan di FKTP kini sudah terintegrasi secara digital, termasuk pemesanan antrean melalui aplikasi. Ini membuatnya semakin percaya bahwa layanan kesehatan publik telah mengalami kemajuan yang positif, baik dari sisi fasilitas maupun sistem pelayanan.
“Dulu saya harus datang langsung ke Puskesmas pagi-pagi biar bisa cepat dilayani. Sekarang cukup daftar antrean lewat Aplikasi Mobile JKN yang aksesnya pun mudah bisa di rumah aja. Jadi waktu saya di rumah bisa digunakan untuk mengurus keluarga, lalu berangkat ke Puskesmas sesuai waktu antrean. Di FKTP tempat saya terdaftar, sistemnya sudah berjalan baik dan petugasnya pun ramah menjelaskan cara penggunaannya bagi peserta yang belum familiar,” jelas Dede.
Dede berharap ke depan semakin banyak peserta JKN yang memanfaatkan fitur-fitur digital yang tersedia, termasuk antrean online, Mobile JKN, dan fasilitas lainnya yang telah disiapkan pemerintah.
Ia melihat kemudahan ini bisa sangat membantu, terutama bagi masyarakat dengan kesibukan tinggi atau yang memiliki keterbatasan mobilitas. Menurutnya, langkah BPJS Kesehatan dalam mendorong digitalisasi pelayanan merupakan bentuk nyata dari peningkatan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Kalau tidak ada Program JKN, mungkin saya akan menunda-nunda pemeriksaan mata karena takut biayanya besar. Tapi sekarang, semuanya sudah dijamin. Tinggal datang sesuai jadwal pada antrean online yang telah diambil, dan pelayanan juga cepat ditangani oleh petugas baik di rumah sakit, Puskesmas, maupun petugas BPJS Kesehatan. Makanya, saya berharap masyarakat Indonesia juga dapat memanfaatkan program ini sebaik mungkin. Pemerintah telah menghadirkan program baik maka kita juga harus memanfaatkannya sebaik mungkin,” tutup Dede.
(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini