Jakarta –
Pekan Tuli Internasional atau International Week of Deaf People segera digelar pada September 2025. Agenda tahunan ini menjadi momentum penting untuk menggaungkan kesadaran mengenai hak-hak penyandang Tuli sekaligus memperkuat pengakuan bahasa isyarat di tingkat global.
Selama sepekan, berbagai kegiatan digelar dengan satu pesan utama: tanpa hak bahasa isyarat, hak asasi manusia penyandang Tuli belum sepenuhnya terpenuhi. Mengutip World Federation of the Deaf (WFDeaf), berikut tema dan rangkaian acaranya.
Tema dan Subtema 2025
Tema Pekan Tuli Internasional 2025 adalah “No Human Rights Without Sign Language Rights“. Tema ini menegaskan bahwa bahasa isyarat merupakan fondasi penting agar penyandang Tuli dapat menikmati hak asasi manusia secara penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perayaan ini, komunitas Tuli di seluruh dunia bersama organisasi terkait mendorong pengakuan bahasa isyarat dalam kehidupan sehari-hari, baik di bidang pendidikan, layanan publik, maupun dalam penanganan situasi krisis.
Pekan Tuli Internasional berlangsung pada 22-28 September 2025 dengan subtema harian sebagai berikut:
- Senin, 22 September: Komunitas Tuli sebagai pemimpin dengan dukungan pemerintah dan organisasi lain.
- Selasa, 23 September: Penegasan bahwa tanpa hak bahasa isyarat, penyandang Tuli tidak bisa menikmati hak asasi secara penuh.
- Rabu, 24 September: Pentingnya pendidikan multibahasa yang inklusif dan sesuai budaya bagi pelajar Tuli.
- Kamis, 25 September: Akses informasi dalam bahasa isyarat wajib dijamin dalam situasi darurat dan bencana.
- Jumat, 26 September: Dorongan pengakuan hukum resmi terhadap bahasa isyarat nasional.
- Sabtu, 27 September: Hak penyandang Tuli untuk mendapatkan layanan akses bahasa isyarat, termasuk penerjemah profesional.
- Minggu, 28 September: Menatap masa depan dengan inovasi dan kolaborasi global untuk membangun dunia yang lebih inklusif.
Cara Merayakan Pekan Tuli
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menyemarakkan Pekan Tuli Internasional, baik oleh komunitas Tuli maupun masyarakat umum, di antaranya:
- Mengikuti seminar, diskusi, atau lokakarya daring maupun luring yang membahas hak-hak penyandang Tuli.
- Mempelajari dasar bahasa isyarat dan menggunakannya dalam komunikasi sehari-hari.
- Mengadakan kampanye kesadaran publik melalui media sosial dengan tema Pekan Tuli Internasional.
- Mendukung kegiatan komunitas Tuli lokal, seperti pertunjukan seni, pameran budaya, atau pertunjukan teater bahasa isyarat.
- Mendorong sekolah, kampus, dan tempat kerja untuk menyediakan akses bahasa isyarat dalam layanan mereka.
- Berkolaborasi dengan organisasi atau komunitas Tuli dalam kegiatan sosial dan advokasi.
Pekan Tuli Internasional 2025 bukan hanya perayaan tahunan, tetapi juga momentum untuk menegaskan pentingnya hak bahasa isyarat sebagai bagian dari hak asasi manusia.
Adapun pada 23 September 2025 akan dirayakan Hari Bahasa Isyarat Internasional atau International Day of Sign Languages. Hari ini guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat dalam mewujudkan sepenuhnya hak asasi manusia bagi orang-orang yang Tuli.
(wia/imk)