Jakarta –
Separator atau pembatas jalan Transjakarta koridor 9 sering menjadi ‘korban’ ditabrak pengendara mobil. Kondisi pembatas busway di sejumlah titik jalur koridor 9 rusak.
Salah satunya pembatas jalan di depan gedung DPR RI yang berada di Jalan Gatot Subroto ke arah Tomang. Posisi separator di depan gedung DPR RI ini dekat dengan exit toll.
Pantauan di lokasi, Kamis (31/7/2025), ujung separator itu tepat berada di bawah jembatan penyeberangan orang. Kondisinya tak lagi utuh dan rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembatas jalan Transjakarta koridor 9 di depan DPR rusak ditabrak mobil. (Taufiq/detikcom)
|
Hal serupa terlihat pada pembatas busway di depan RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat. Separator beton yang memisahkan jalur Transjakarta koridor 9 itu retak hingga terkelupas.
Bentuk pembatas jalan di depan RSAB Harapan Kita sudah berbeda-beda. Ada yang posisinya miring karena bentuknya tak lagi utuh.
Di sekitar lokasi juga masih tersisa puing-puing bekas separator yang ditabrak mobil. Pembatas jalan itu tetap terpasang untuk memisahkan antara jalur Transjakarta dan kendaraan lain.
Adapun pembatas yang ditabrak berada di Jalan Letjen S Parman ke arah Senayan. Pembatas busway baru terpasang sekitar 500 meter dari U-turn Jalan Tomang Raya.
Dalam tujuh hari belakangan, pembatas jalan Transjakarta koridor 9 sudah lima kali ditabrak. Hari ini koridor 9 Pluit-Pinang Ranti kembali mengalami pengalihan rute dikarenakan adanya taksi menabrak separator di sekitar Halte Kemanggisan.
Indra (56), pedagang kopi di sekitar lokasi, bercerita kejadian mobil menabrak separator busway di depan RSAB Harapan Kita sudah sering terjadi. Dia melihat banyak kendaraan yang rusak gara-gara menabrak separator jalan itu.
“Bukan sekali dua kali kejadian di sini mah. Sering kalau saya kata. Fuso pernah, Grab, taksi kan semalam tuh, motor juga pernah itu,” kata Indra kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).
![]() |
Dia mengatakan waktu rawan kejadiannya pada malam hingga dini hari. Bahkan, katanya, dia sempat melihat ada mobil yang menabrak separator ketika matahari mulai terbit.
“Kalau siang nggak ada. Biasanya malam atau di atas jam 12 malam gitu. Kemarin saja jam setengah 6 ada juga, baru buka itu saya,” ungkapnya.
Indra menduga kecelakaan di kawasan itu karena penerangan jalan minim. Dia merasa kondisi jalan cenderung gelap karena tidak ada lampu jalan.
“Ini mah mungkin lampu doang, gelap, nggak ada lampu kalau malam,” kata dia.
(idn/idn)