Perbedaan Gen Z dan Milenial di Dunia Kerja (Foto: Freepik)

JAKARTA – Pergeseran generasi di dunia kerja memunculkan tantangan baru bagi perusahaan. Gen Z yang diperkirakan segera melampaui jumlah Milenial secara global memiliki karakteristik, nilai, dan ekspektasi yang berbeda dari pendahulunya. Meski demikian, keduanya sama-sama mendorong perubahan cara perusahaan memandang karyawan dan budaya kerja.

Karakter dan Nilai Gen Z

Laporan Understanding Generation Z in the Workplace dari Deloitte menyebutkan bahwa Gen Z tumbuh di era pasca-resesi besar, perkembangan teknologi pesat, serta kesadaran tinggi terhadap isu sosial dan lingkungan. Gaji tetap menjadi faktor penting, namun mereka rela menukar sebagian pendapatan demi pekerjaan yang bermakna.

Keragaman menjadi nilai inti Gen Z, tidak hanya dalam ras dan gender, tetapi juga identitas dan orientasi. Mereka cenderung memilih perusahaan yang memiliki komitmen nyata terhadap isu global seperti keberlanjutan, perubahan iklim, dan pengentasan kelaparan.

Dalam keterampilan kerja, Gen Z dinilai siap menghadapi masa depan dengan empat kompetensi utama: penguasaan teknologi digital, kemampuan analisis data, keterampilan manajemen bisnis, serta kreativitas dan desain.

Karakter Milenial di Tempat Kerja

Milenial atau Generasi Y, yang lahir antara 1981 dan 1996, merupakan kelompok demografis terbesar di dunia kerja saat ini dan diproyeksikan mencakup 75% tenaga kerja global pada 2025. Mereka dikenal sebagai generasi kolaboratif, senang membangun koneksi, serta gemar belajar dan mengembangkan keterampilan baru.

Meski fleksibel dan cepat beradaptasi, Milenial juga memiliki reputasi sebagai job hopper atau mudah pindah kerja jika kebutuhan dan ekspektasi mereka tidak terpenuhi. Tiga peristiwa besar yang membentuk karakter Milenial adalah krisis ekonomi global 2007–2009, serangan teroris 11 September 2001, dan pesatnya perkembangan internet.

 



Source link

Share.