Jakarta –
Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya melakukan patroli siber terkait laporan ajakan kepada pelajar untuk turun berdemonstrasi. Ditemukan 2 akun media sosial yang melakukan ajakan dengan mengubah diksi yang sebenarnya.
Patroli siber dilakukan pada 23 Agustus-3 September 2025 bekerja sama dengan Komdigi, sebanyak 592 akun dan konten provokasi telah diblokir. Polisi menerima 5 laporan polisi, sebanyak 7 orang ditetapkan sebagai tersangka.
“Dua ditahan Ditsiber Polda Metro Jaya, 2 ditahan di Dittipidsiber Bareskrim Polri, 2 ditahan Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, 1 ditangani Siber Bareskrim, dan 1 tidak ditahan,” kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji dalam jumpa pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Himawan menyampaikan ada dua akun media sosial yang melakukan manipulasi diksi dalam unggahannya. Dua akun, yakni Bekasi_menggugat dan Aliansi Mahasiswa Penggugat, mengubah pernyataan Presiden Partai Buruh Said Iqbal yang melarang pelajar ikut aksi demo menjadi mengajak pelajar untuk turun aksi.
“LP B6073 VIII 2025 SPKT Polda Metro Jaya, 27 Agustus 2025 tersangka WH pemilik akun Bekasi_menggugat. Jumlah pengikut 831. Tersangka KA pemilik akun Instagram Aliansi Mahasiswa Penggugat, jumlah pengikut 202 ribu,” ujarnya.
“Konten yang diunggah kedua akun tersebut merupakan manipulasi penciptaan perubahan informasi elektronik yaitu, larangan Saudara Said Iqbal kepada pelajar dan BEM untuk mengikuti demo buruh pada aksi 28 Agustus menjadi ajakan bagi pelajar untuk ikut turun demo buruh. Jelas mana yang diubah diksi atau kata-katanya yang diubah terlihat dalam visualisasi,” lanjutnya.
WH dan KA yang telah ditetapkan sebagai tersangka kini ditahan. Keduanya ditahan di rumah tahanan Polri cabang Polda Metro Jaya.
Adapun barang bukti yang disita dari WH yakni 1 unit HP dan akun Instagram Bekasi_menggugat. Kemudian barang bukti yang disita KA 1 unit HP dan Instagram Aliansi Mahasiswa Penggugat.
(dek/rfs)
