Jakarta –
Program ‘Anak Putus Sekolah’ yang digagas Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho mendapatkan respon positif dari masyarakat. Sebab program tersebut juga tidak hanya menjaring ribuan orang putus sekolah, namun program itu juga dimanfaatkan untuk anak yang menunggak biaya Pendidikan dan ijazah tertahan.
Salah satu penerima manfaat program tersebut yakni Evalina S Valentina. Evalina mengungkap tunggakan biaya sekolah anak puluhan juta akhirnya berhasil diselesaikan.
“Anak saya itu ada tunggakan cukup besar saat sekolah di pondok pesantren, Rp 29 juta. Sudah beberapa kali mengurus, tak selesai karena kendala biaya,” ujar Evalina dalam keterangan tertulis, Rabu (13/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evalina terus berupaya datang ke pondok pesantren untuk melobi agar ijazah putrinya bisa keluar. Namun pihak pondok juga tetap bersikukuh, minta biaya anak Evalina untuk dilunasi.
Dia menjelaskan tunggakan membengkak berasal dari biaya makan, asrama, dan pendidikan. Evalina pun sempat putus asa karena tak ada solusi lain untuk mendapatkan bukti putrinya itu sudah tamat belajar di jenjang MTS.
Evalina mengaku kondisi ekonominya saat ini sedang sulit. Bahkan ia meminta biaya tunggakan dicicil, asal anaknya bisa dapat ijazah untuk menyambung ke pendidikan lebih tinggi.
Dalam kondisi pasrah dan anak menangis, Evalina akhirnya menemukan jalan keluar. Harapannya bangkit mendapat kabar ada program untuk anak ‘Putus Sekolah’ yang digagas Wali Kota Agung Nugroho hingga tersebar di kelurahan dan media sosial.
“Anak saya ini mau lanjut ke jenjang SMA, jadi memang sudah 2 tahun tak sekolah karena ijazah MTS masih ditahan. Bahkan dia selalu menangis dan akhirnya ini dapat kabar ada program Pak Wali Kota,” katanya.
Evalina akhirnya kembali datang menemui pimpinan pondok pesantren yang berlokasi di Tenayan Raya. Mereka sepakat putrinya berinisial YRM didaftarkan untuk mendapat bantuan pendidikan dari Pemko Pekanbaru.
Kabar itupun sampai ke Wali Kota Agung Nugroho. Agung meminta Dinas Pendidikan turun menyelesaikan persoalan agar anak-anak bisa kembali melanjutkan pendidikan.
Pimpinan pondok pesantren juga akhirnya menyetujui setelah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan. Seluruh biaya ditanggung Pemerintah Kota Pekanbaru dan ijazahnya bisa diterima.
“Semua biayanya ditanggung Pemko karena ada program Pak Wali Kota Agung Nugroho. Jadi setelah 3 hari proses, ijazah keluar dan kami terima tanpa biaya sepeserpun,” kata Evalina.
Rasa haru dan gembira terlihat jelas pada raut wajah Evalina dan YRM setelah ijazah akhirnya bisa diterima. Wajahnya yang murung berubah drastis saat semua berkas akhirnya diteken pihak sekolah diserahkan kepadanya.
“Senang Pak, karena kami sempat ngurus sudah lama tidak selesai. Sekarang sudah selesai semua, sudah clear,” tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, YRM sendiri akhirnya bisa kembali masuk sekolah ke jenjang SMA. Saat ini, YRM sudah mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah setelah semua persyaratan daftar sekolah diserahkan.
Tonton juga video “Kemendikdasmen Ungkap 3,9 Juta Anak Indonesia Tidak Sekolah” di sini:
(anl/ega)