Jakarta

    Ketua DPR RI Puan Maharani menggelar pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Timor Leste dan Brunei. Dalam pertemuan itu, Puan bahas isu perempuan, perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI), dan ekonomi.

    Pertemuan tersebut dilakukan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, hari ini. Adapun pertemuan itu dihadiri oleh Ketua Parlemen Nasional Republik Demokratik Timor Leste Maria Fernanda Lay dan Ketua Majelis Legislatif Brunei Darussalam, HE. Pehin Orang Kaya Seri Lela Dato Seri Setia Awang Haji Abdul Rahman Bi Dato Setia Haji Mohamed Taib.

    Selain itu, pertemuan ini merupakan kunjungan kehormatan setelah Ketua Parlemen Timor Leste dan Brunei Darussalam hadir dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Jumat (15/8) bersama sejumlah Ketua Parlemen ASEAN lainnya.


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    “Merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk bertemu secara resmi dengan ibu Ketua Parlemen Timor Leste, Ibu Maria Fernanda Lay dan Yang Mulia Pehin Dato Abdul Rahman Taib, pada kunjungannya ke Jakarta, setelah kemarin kita menikmati gala dinner,” kata Puan dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/8/2025).

    “Saya ucapkan sekali lagi, terima kasih atas kehadiran Ibu (Ketua Parlemen Timor Leste) di Jakarta, dan kesediaan bapak Ketua (Parlemen Brunei) memenuhi undangan saya untuk menghadiri acara dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80,” sambungnya.

    Dalam pertemuannya dengan Ketua Parlemen Timor Leste, Puan mengatakan kedua negara memiliki kesamaan nilai sebagai negara yang menjunjung demokrasi, hak asasi manusia, dan rule of law. Dia juga menilai kedua negara perlu terus bekerja sama untuk memajukan perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan.

    “Kedua negara juga perlu memajukan kerja sama internasional, dan mendorong penyelesaian perang dan konflik. Perdamaian merupakan prasyarat agar kita dapat melaksanakan pembangunan di negara kita,” ungkapnya.

    Puan menyatakan Indonesia terus mendukung Timor Leste yang akan memperoleh keanggotaan penuh ASEAN pada Oktober 2025. Serta mendukung Parlemen Timor Leste menjadi anggota tetap di AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly).

    Pada pertemuan ini, Maria Fernanda Lay meminta dukungan Indonesia atas keanggotaan Timor Leste di ASEAN. Lebih lanjut, keduanya membicarakan isu perempuan. Puan mengajak Maria Fernanda lay untuk bekerja sama dalam konteks pemberdayaan perempuan, terutama untuk aktif di dunia politik.

    “Kita tentu dapat menjadi inspirasi bagi para perempuan muda untuk masuk ke dunia politik. Karena dengan masuk ke dunia politik, Perempuan dapat berkontribusi menyelesaikan permasalahan di negara kita,” ujar Puan.

    Puan berharap kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Timor Leste semakin meningkat. Seiring dengan perdagangan bilateral kedua negara pada tahun 2024 mencapai yang mencapai US$ 391 juta, tumbuh 12 persen dari tahun 2023.

    “Dalam kesempatan ini, saya mendorong finalisasi Bilateral Investment Treaty antara Indonesia dan Timor Leste segera diselesaikan. Hal ini guna memberikan kepastian hukum dan perlindungan dalam mendorong iklim usaha yang berkelanjutan,” ungkap Puan.

    Sementara saat bertemu dengan Ketua Majelis Legislatif Brunei Darussalam, HE. Pehin Orang Kaya Seri Lela Dato Seri Setia Awang Haji Abdul Rahman Bi Dato Setia Haji Mohamed Taib, Puan menyinggung mengenai kerja sama ekonomi.

    Puan sangat mengapresiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Brunei sejak tahun 2020, yang berkontribusi pada peningkatan perdagangan bilateral. Apalagi neraca perdagangan kedua negara pada tahun 2024 yaitu US$ 655 juta, atau tumbuh 30% sejak tahun 2020.

    “Oleh karena itu, kita perlu terus mendorong peningkatan perdagangan kedua negara. Saya berpandangan kita dapat mengeksplorasi sektor dan komoditi yang berpotensi untuk hubungan ekonomi, termasuk perdagangan produk halal (makanan dan minuman), ketahanan energi, pertanian dan perikanan,” imbuh Puan.

    Dalam kesempatan tersebut, Puan juga meminta dukungan parlemen Brunei Darussalam bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di sana. Di sisi lain, Pehin pun mengakui kontribusi pekerja Indonesia dalam pembangunan di Brunei.

    Puan pun menilai perlu peran parlemen untuk mempercepat finalisasi Memorandum of Understanding (MoU) penempatan dan perlindungan PMI sektor domestik di Brunei. Di mana saat ini, terdapat sekitar 45.000 WNI yang bekerja di berbagai sektor di Brunei, terutama di bidang konstruksi dan rumah tangga.

    “MoU ini akan memperkuat perlindungan baik bagi pekerja migran Indonesia dan juga warga Brunei sebagai penerima pekerja,” jelas Puan.

    Dia mengatakan DPR RI telah membentuk Kelompok Persahabatan Bilateral Parlemen (GKSB) dengan Parlemen Timor Leste dan Parlemen Brunei Darussalam pada masa jabatan 2024-2029.

    Puan berharap kedua negara, baik Indonesia-Timor Leste maupun Indonesia-Brunei Darussalam dapat meningkatkan hubungan antar masyarakat (people-to-people contact). Puan juga mendorong lebih besarnya kerja sama di bidang pariwisata dan pendidikan, melalui pertukaran mahasiswa/pelajar, pengajar, serta penelitian bersama.

    “Hingga tahun 2024, tercatat lebih 10.000 mahasiswa Timor Leste menempuh pendidikan di Indonesia. Saya berharap lulusan Timor Leste dari Indonesia dapat menjadi jembatan untuk mempererat hubungan kedua negara,” ungkap Puan.

    “Saya juga mengapresiasi pelaksanaan kerja sama antara institusi Pendidikan Indonesia dan Brunei Darussalam yang telah berjalan sangat erat. Salah satunya melalui Persekutuan Guru-Guru Melayu Brunei (PGGMB) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI),” terang Puan.

    Puan pun memberikan apresiasi kepada Ketua Parlemen Timor Leste dan Brunei Darussalam atas kesediaannya menghadiri sidang tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPRD RI serta memenuhi undangan gala dinner dan berkunjung ke Gedung DPR.

    “Terima kasih sekali lagi atas kehadiran Ibu Ketua Parlemen Timor Leste. Saya harap ibu Ketua terus sukses dalam memimpin Parlemen Timor Leste,” ucap Puan.

    “Dan terimakasih kepada Bapak Ketua Parlemen Brunei Darussalam di Jakarta. Saya berharap di usia yang 80, Indonesia dapat terus menjadi mitra bagi Brunei Darussalam,” tambahnya.

    Sementara itu, Pehin mengucapkan terima kasih karena telah diundang Puan untuk menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD, kemarin.

    “Saya berterima kasih karena telah diundang dan bisa menyaksikan proses parlemen Indonesia,” kata Pehin.

    Hal senada pun turut diungkapkan oleh Maria. Dia mengaku belajar banyak dari pidato Puan tentang legislatif bersinergi dengan eksekutif. Maria Fernanda Lay juga mengundang Puan untuk hadir di perayaan kemerdekaan Timor Leste.

    “Terima kasih atas undangannya. Kemarin saya menyimak dengan serius dan belajar dari pidato ibu ketua tentang bagaimana lembaga legislatif berhubungan dengan eksekutif dan meskipun berbeda pendapat tapi untuk kepentingan nasional tetap bersatu,” tutup Maria.

    (anl/ega)



    Source link

    Share.