Jakarta –
Ketua DPR, Puan Maharani, menerima kunjungan delegasi Utusan Khusus Presiden Korea Selatan (Korsel), Cho Jeong-Sik, Seo Young-Kyo, dan Lee Jae-Gang. Dalam pertemuan ini Puan membahas soal perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di Korsel.
Utusan Khusus Presiden Korsel diterima di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/8/2025). Puan didampingi oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR Alex Indra Lukman, Wakil Ketua Komisi III DPR Dede Indra Permana Soediro, dan anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez.
“Tentunya saya ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya Presiden Republik Korea yang baru, Yang Mulia Presiden Lee Jae-Myung. Saya berharap di bawah kepemimpinan beliau, Republik Korea semakin maju dan kemajuannya berdampak positif bagi stabilitas di kawasan Asia Timur,” kata Puan.
Puan berharap Presiden Lee Jae-Myung mampu memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan Korsel. Ketua DPP PDIP mengatakan kedua negara mesti mendorong penyelesaian perang dan konflik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kunjungan bapak ibu sekalian sebagai Utusan Khusus Presiden Korea mencerminkan komitmen pemerintah Korea yang baru untuk terus mengembangkan hubungan baik Indonesia dan Korea,” ujar Puan.
“Kedua negara juga perlu memajukan kerja sama internasional, dan mendorong penyelesaian perang dan konflik. Kita harus bersama mengubah wajah dunia yang ditandai perang di berbagai wilayah menjadi dunia yang damai. Sehingga kita dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat kedua negara,” sambungnya.
Indonesia dan Korsel dinilai memiliki aspirasi sebagai kekuatan menengah. Puan mengatakan kolaborasi tersebut bisa dilakukan melalui MIKTA atau organisasi kerja sama informal negara-negara middle power seperti Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia.
“Di samping itu, melalui ASEAN+3 (Korea, Jepang, RRT), Indonesia dan Republik Korea juga dapat bekerja sama untuk memajukan pembangunan di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur,” sebutnya.
Sementara di tingkat legislatif, kata Puan, parlemen kedua negara sama-sama merupakan anggota Inter-Parliamentary Union (IPU) dan sering bertemu di berbagai forum. Puan pun mendukung posisi DPR Korsel sebagai pengamat (observer) di ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).
“Saya telah menerima informasi bahwa pertemuan Ketua Parlemen MIKTA mendatang akan diadakan di Seoul, 12 November 2025. Saya merencanakan akan hadir pada pertemuan tersebut,” ujarnya.
Dalam pertemuan, Puan juga membawa isu pekerja migran Indonesia dengan delegasi Utusan Khusus Presiden Korsel ini. Puan menyinggung kerja sama penempatan PMI di Korsel yang tengah tertunda.
“PMI di Korea adalah para pekerja yang memiliki semangat tinggi untuk bekerja dan produktif. Sehingga mereka tentu akan berkontribusi positif bagi ekonomi Korea,” kata Puan.
“Saya harapkan dukungan dari Majelis Nasional Korea untuk upaya perlindungan PMI Indonesia yang bekerja di Korea. Saya juga berharap mereka selalu mendapat perlakuan yang baik dan selalu dipenuhi hak dan kewajibannya selama tinggal di Korea,” tambahnya.
Puan mendorong Indonesia dan Korsel meningkatkan hubungan antarmasyarakat (people to people contact). Ia ingin program pertukaran pertukaran mahasiswa, pelajar, pengajar hingga peneliti ditingkatkan.
“Tentunya akan sangat dihargai jika lebih banyak beasiswa bagi mahasiswa atau pelajar Indonesia yang akan belajar ke Korea,” kata Puan.
“Pariwisata dan kegiatan pertukaran budaya juga kiranya dapat terus ditingkatkan dalam meningkatkan hubungan antar masyarakat. Kedua kegiatan ini merupakan aktivitas yang berguna dalam memperkenalkan budaya masing-masing negara,” imbuhnya.
(dwr/rfs)