Matahari masih di belahan bumi lain saat Mas Nul menyeka wajah yang basah sisa air wudu. Jarinya memijit huruf demi huruf di layar ponsel, memberi kabar ke orang terdekat.
“Ritual saya sebelum dinas, pamit dulu ke 2 orang tua saya,” kata pria asal Pasuruan yang sudah 10 tahun terakhir memegang kemudi KRL di lintasan Jabodetabek.
Sudah sedari bujang hingga berkeluarga dan memiliki seorang anak, ritual itu tak pernah luput. Mas Nul meyakini doa orang tua serta istri dan anaknya membawa berkah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ke istri pun pamit, minta restu sama kasih nomor KA aja pasti,” imbuh Mas Nul.
Nomor kereta yang diberikan Mas Nul itu sebagai pedoman bagi istrinya. Semisal pada hari ini Mas Nul bertanggung jawab menjalankan KRL dengan rute Depok Lama-Bogor-Jakarta Kota-Bogor-Depok Lama.
![]() |
“Sebagai petunjuk ya, misal kalau ada sesuatu kan, oh jadi istri tahu ya, oh suamiku ada di sini,” kata pemilik nama lengkap Ainul Yakin itu.
Bisa dibilang lintasan yang dilalui Mas Nul hari ini menjadi lintasan KRL tersibuk seantero Jabodetabek. Biasanya dia menginap di mes masinis di Depo KRL Depok jika bertugas pada lintasan ini. Bangun pukul 03.30 WIB, Mas Nul melaksanakan rutinitas sesuai prosedur mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga mengecek kondisi seluruh rangkaian kereta yang akan menjadi amanahnya hari itu.
Mulai dari mesin, suspensi, roda, sampai cakram rem diperhatikan Mas Nul betul-betul. Kabin masinis pun tak lupa ditengok demi memastikan semua sistem berfungsi.
“Kondisi jalur yang sibuk dan potensi gangguan operasional memerlukan kewaspadaan tinggi,” kata Mas Nul sekaligus mengingatkan dirinya sendiri.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini