Jakarta

Kementerian Transmigrasi menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Singapura di bidang pendidikan, riset, dan pengembangan sumber daya manusia. Kerja sama ini menjadi bagian dari transformasi kawasan transmigrasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyambut positif kolaborasi ini dan menyebut kerja sama pendidikan dan riset sebagai kunci pembangunan transmigrasi masa depan.

“Kawasan transmigrasi hari ini harus menjadi pusat pengembangan manusia, bukan sekadar lokasi pemindahan penduduk. Kita ingin menciptakan wilayah yang tumbuh melalui ilmu, inovasi, dan keadilan sosial,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (14/7/2025).


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini disampaikannya dalam pertemuan virtual antara Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, dengan Menteri Pertahanan Singapura, Chan Chun Sing, pada Senin (14/7).

Lebih lanjut, Iftitah menegaskan reformasi transmigrasi tidak cukup dengan membangun infrastruktur. Menurutnya, hal tersebut memerlukan ekosistem pengetahuan, budaya kerja baru, serta kolaborasi global yang dapat membawa percepatan transformasi.

“Kami sangat terbuka untuk kolaborasi lintas negara, termasuk menerima langsung peneliti dari Singapura. Ini bukan sekadar kerja sama teknis, tapi bentuk investasi jangka panjang dalam kualitas manusia dan wilayah,” tambahnya.

Sementara itu, Chan menyampaikan kesiapan Singapura untuk mengirimkan peneliti ke kawasan transmigrasi seperti Rempang, apabila terjalin kemitraan formal antara universitas kedua negara.

Ia pun mendorong terbentuknya program double degree jenjang magister, beasiswa pendidikan, dan riset bersama antara universitas di Indonesia dan Singapura.

Adapun beberapa universitas seperti Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) diusulkan menjadi mitra awal. Program ini akan didorong lewat skema Public-Private Partnership (PPP), melibatkan universitas, perusahaan, dan pemerintah dari kedua negara.

“Jika ada kerja sama resmi, kami siap mengirim peneliti Singapura tinggal dan bekerja di kawasan transmigrasi. Ini bentuk kontribusi langsung untuk masa depan kawasan transmigrasi,” katanya.

Pemerintah Singapura juga akan mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa, serta adaptasi praktik baik dari Singapura untuk memperkuat daya saing kawasan transmigrasi di Indonesia.

Pada kesempatan ini, Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng menyampaikan undangan resmi kepada Iftitah untuk berkunjung ke Singapura dalam waktu dekat guna memperdalam kerja sama strategis ini.

Sebagai langkah konkret, pihak Singapura meminta Kementerian Transmigrasi segera menyampaikan rincian kebutuhan dan profil kawasan transmigrasi. Hal ini dalam rangka menyesuaikan dengan rencana pengiriman 10 peneliti ke Indonesia untuk mengembangkan kawasan transmigrasi.

(anl/ega)


Hoegeng Awards 2025


Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini



Source link

Share.