Jakarta

    Indonesia dan Yordania sepakat menjalin kerja sama kebudayaan. Kesepakatan ini dibahas dalam pertemuan bilateral dengan Duta Besar Yordania, Sudqi Atallah Abd Alkader Al-Omoush, di sela-sela forum budaya internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy and Innovation (CHANDI) 2025 di Bali.

    Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon mengatakan kerja sama ini dibuktikan melalui penyusunan Nota Kesepahaman (MoU) sebagai payung hukum bagi berbagai program bersama. Proses penyusunan MoU kerja sama Indonesia dan Yordania ini tengah dipercepat.

    “Kami sedang menyusun MoU antara Indonesia dan Yordania, dan berusaha mempercepat prosesnya. MoU ini akan menjadi payung bagi kerja sama program kebudayaan, di antaranya produksi film dan pelestarian warisan budaya dunia, seperti Borobudur di Indonesia dan Petra di Yordania,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Rabu (3/9/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Selain kebudayaan, kerja sama juga akan diperluas ke sektor pariwisata. Fadli Zon menyebut pentingnya meningkatkan kunjungan wisatawan Indonesia ke Yordania yang kaya destinasi sejarah dan religi.

    Lebih lanjut, Fadli Zon mengatakan kerja sama ini dapat mendorong Yordania tidak hanya dilihat sebagai tempat transit menuju Al Aqsa, tetapi juga sebagai tujuan utama, dengan kisah-kisah Ashabul Kahfi dan situs sejarah lainnya.

    Adapun Duta Besar Yordania, Sudqi Atallah Abd Alkader Al-Omoush dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada Indonesia atas undangan dan peran aktif Indonesia dalam berkontribusi di kawasan Timur Tengah.

    “Kami sangat menghargai budaya Indonesia dan kontribusi Indonesia di kawasan ini. MoU ini akan sangat membantu promosi warisan budaya kami,” ungkapnya.

    Ia menambahkan bahwa Yordania menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi utama wisata sejarah dan religi dunia. Negara ini tidak hanya dikenal dengan sejarah Nabi Muhammad, tetapi juga tentang 50 nabi sebelumnya.

    “Yordania terkenal dengan sejarah peradaban sebelum agama. Bukan hanya tentang sejarah Nabi Muhammad, tetapi juga tentang 50 nabi lainnya sebelum beliau, seperti Musa, Harun, Syuaib, Yahya, dan lainnya,” pungkasnya.

    Pertemuan bilateral ini diharapkan menjadi momentum penting dalam mempererat diplomasi budaya sekaligus memperluas jejaring masyarakat kedua negara melalui kebudayaan.

    (akd/akd)



    Source link

    Share.