SEBAGIAN orangtua mungkin masih memilih produk sabun mandi untuk anak dengan mementingkan aroma dan kandungan busa dari sabun, dengan mindset semakin banyak busa yang dikeluarkan, maka semakin bersih juga proses mandi si kecil.

    Sabun yang mengandung parfum masih sering digunakan oleh sebagian besar orangtua di Indonesia. Terlebih jika Anda memiliki anak yang masih balita dan sedang sangat aktif beraktivitas setiap harinya. Pastinya ingin anak tetap harum seharian, maka produk sabun berparfum masih sering dijumpai dan jadi favorit/

     BACA JUGA:

    Tahukah Anda, bahwa secara medis kebiasaan ini baiknya segera dihentikan, sebab sabun berparfum dan memiliki kandungan busa yang banyak ternyata tidak baik untuk kesehatan kulit anak.

     BACA JUGA:

    Biasanya, produk yang menghasilkan busa yang banyak mengandung Sodium Lauryl Sulfate (SLS) atau Sodium Laureth Sulfate (SLES). Dokter Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH mengungkap bahwa produk-produk tersebut bisa mengiritasi kulit anak.

    “Tahu enggak, sabun yang berparfum dan mengandung SLS/SLES berisiko mengiritasi kulit, jadi ga dianjurin untuk anak,” jelas dr. Mesty, dikutip dari akun X miliknya @mestyariotedjo, Kamis (15/2/2024)

     

    “Cek, apakah sabun anaknya mengandung bahan tersebut, sangat wangi dan banyak busanya?” tambahnya.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Harus diingat bahwa sabtun yang tidak menghasilkan banyak busa, bukan berarti produk tersebut tidak mampu menghempas bakteri-bakteri di badan anak. Dr. Mesty pun menjelaskan bahwa produk yang mengandung SLS/SLES dikhawatirkan bisa merusak dasar kulit anak yang masih sangat sensitif dan lembut.

    “Jadi mulai biasakan yuk anak pakai sabun yang tak terlalu wangi dan gak banyak busa. Karena kalau barrier kulit si kecil rusak, jadi tempat masuknya kuman dan allergen, ganggu tidur dan aktivitas,” jelas dr. Mesty lagi.

    Kulit anak, khususnya yang masih balita memang tipis dan masih sangat sensitif serta rentan. Sehingga jika menggunakan produk perawatan kulit seperti sabun yang salah, dasar kulitnya bisa rusak dan bisa memicu berbagai masalah kesehatan pada kulit anak.

    Biasanya, anak yang menggunakan produk mengandung SLS-SLES menjadi kering. Parahnya lagi, kulit anak bisa perlahan-lahan seperti mengelupas hingga muncul ruam kemerahan. Hal ini memungkinkan terjadi karena kulit anak balita masih belum sempurna.

    Terakhir, dr. Mesty mengimbau para orang tua untuk memilih memeriksa kembali kandungan sabun yang ada pada produk yang sedang dipakai. Selain itu, ia juga menyarankan untuk memilih produk yang mengandung colloidal oatmeal sesuai anjuran dari American Academy of Dermatology.

    “AAD anjurkan colloidal oatmeal untuk anak yang kulitnya sensitif atau eksim,” tutupnya.



    Source link

    Share.