Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melukis kapal dengan nama ‘Only The Strong’ di DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat. SBY menyumbangkan lukisan ‘Only The Strong’ dalam rangka HUT ke-24 DPP Demokrat.
“Strong untuk menghadapi dan melawan tantangan, ancaman, gangguan baik kepada orang, parpol dan negara. Setuju?” ujar SBY di DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).
“Setuju,” sahut para kader Partai Demokrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SBY mengatakan untuk menjadi strong dibutuhkan tiga hal, yakni courage, togetherness, dan leadership. SBY mengajak semua kader Partai Demokrat menjadi strong dan tak takut menghadapi tantangan serta ancaman.
“So, mari kita menjadi the strong dan ketika menghadap tantangan jangan takut, jangan gamang, jangan menyerah, dengan keberanian, kebersamaan, dan kepemimpinan, insyallah akan berhasil,” ujarnya.
SBY menyumbangkan lukisan itu untuk dipasang di DPP Partai Demokrat. SBY berharap lukisan itu menjadi pengingat untuk terus menjadi kuat menghadapi berbagai ancaman dan tantangan dengan penuh keberanian.
“Karena ada yang ulang tahun, Partai Demokrat, saya ingin menyumbangkan lukisan ini untuk dipasang di kantor Jalan Proklamasi ini, mengingatkan kita semua agar menjadi orang yang strong, dan never give up, jangan takut, jangan gamang, manakala kita menghadapi ancaman yang berat dan serius. Kalau kita berani, kita bersama-sama, kita bersatu, dan dengan kepemimpinan yang bagus,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, SBY juga berbicara tentang kutukan seorang pelukis. SBY mengatakan kutukan itu merupakan rasa yang dimiliki seorang seniman yang selalu tidak puas dan terus berusaha menyempurnakan lukisannya.
“Apa yang disebut mengapa pelukis mendapatkan kutukan? Begini. Kalau saya melukis, rasanya ingin terus disempurnakan. Saya ingin memiliki karya seni yang sempurna, perfect, padahal dalam dunia seni there is no perfection. Tidak pernah merasa puas,” kata SBY.
“Apa yang terjadi tanpa disadari pelukis itu namanya overwork, berlebihan dalam melukis karena rasanya belum bagus, masih kurang, masih kurang ini, kurang itu, saya akan sempurnakan terus. Itu kutukan, karena tersiksa, merasa belum bagus, belum puas,” tambahnya.
Lebih lanjut, SBY mengatakan melukis harus disudahi saat pesan lukisan itu sudah terhubung ke penonton.
“Oleh karena itu, teorinya kadang-kadang tidak mudah bagi saya tergoda juga untuk melanjutkan. Kalau sudah oke, message-nya sampai, apa yang ada dalam hati dan pikiran seniman sudah get across, sudah sampai kepada yang menonton, that’s it. Let it go, sudah tinggalkan, melukis yang baru,” ujarnya.
SBY juga merayakan hari ulang tahunnya yang ke-76 dalam acara ini. SBY bersama Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beserta jajaran partai melakukan potong tumpeng usai penyerahan lukisan tersebut.
Halaman 2 dari 2
(mib/rfs)