Persoalan yang ada di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disorot Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya soal tantiem bagi direksi dan komisaris BUMN.
Menurut Prabowo tantiem itu hanya akal-akalan saja. Hal itu disampaikan Prabowo saat pidato Rancangan Undang-Undang APBN 2026 dan Nota Keuangan di gedung parlemen, Jumat (15/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, Prabowo menyampaikan telah menugaskan Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia untuk membereskan BUMN-BUMN. Ia meminta agar komisaris perusahaan BUMN tidak perlu banyak-banyak.
“Tadinya pengelolaannya secara tidak masuk akal, perusahaan rugi, komisarisnya banyak banget,” kata Prabowo.
Tantiem adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang diberikan kepada anggota direksi, dewan komisaris, dan/atau karyawan sebagai bentuk penghargaan atas kinerja mereka, terutama jika perusahaan memperoleh laba.Pemberian tantiem biasanya didasarkan pada persentase tertentu dari laba bersih perusahaan dan diputuskan melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).
Prabowo mengatakan telah memangkas jumlah komisaris. Dia juga menghilangkan tantiem bagi direksi dan komisaris perusahaan.
“Saya potong setengah, komisaris paling banyak 6 orang. Kalau bisa, cukup 4 atau 5, dan saya hilangkan tantiem,” ucap Prabowo yang disambut tepuk tangan.
Tantiem Akal-akalan
Prabowo menilai, tantiem hanyalah akal-akalan. Pemilihan kata tantiem yg dianggapnya asing juga dinilainya sebagai kedok agar orang tidak mengerti apa itu tantiem.
“Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem,” katanya yang membuat ruang sidang riuh.
Prabowo kemudian menyoroti kerja komisaris yang mendapatkan tantiem puluhan miliar tetapi kerjanya cuma datang rapat sebulan sekali.
“Saudara-saudara, masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiemnya Rp 40 miliar setahun,” katanya yang membuat suasana kembali riuh.
Untuk itu, Prabowo meminta Danantara tidak perlu memberikan tantiem jika memang perusahaan dalam kondisi merugi. Prabowo pun meminta direksi dan komisaris yang keberatan tidak menerima tantiem agar berhenti.
“Saya juga telah perintahkan ke Danantara, direksi pun tidak perlu tantiem kalau rugi dan untungnya harus untung bener, jangan untung akal-akalan,” tuturnya.
“Kita sudah lama jadi orang Indonesia. Dan kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan, segera berhenti, Saudara-saudara. Saudara-saudara sekalian, pemilu masih lama. Ini kayak rapat di kecamatan aja. Tapi ini serius, tidak masuk aja,” imbuhnya.
Halaman 2 dari 2
(dek/dek)