Studi: Anak yang Sering Main HP Alami Penurunan Interaksi Sosial (Foto: Freepik)
JAKARTA – Aktivitas bermain di luar ruangan sudah diketahui memberikan manfaat bagi anak-anak. Beberapa manfaat di antaranya peningkatan kesehatan fisik, kesehatan mental, kreativitas, bonding, serta kemampuan akademik. Selain itu, bermain juga penting untuk kemampuan emosi serta sosial anak.
Dalam studi Italian Journal of Pediatrics yang dipublikasi pada tahun 2020, terdapat hubungan antara screen time dengan masalah perilaku anak usia 3-5 tahun di China. Dalam temuannya, anak yang menonton lebih dari 60 menit setiap hari memiliki masalah perilaku dibandingkan dengan anak yang jarang menonton.
Pada penelitian lainnya dari International Journal of Multi Discipline Science, terdapat efek terhadap perkembangan sosial dan perilaku pada anak usia dini dari bermain dan menonton. Studi menunjukkan bahwa bermain secara positif meningkatkan kemampuan komunikasi, empati, dan pemecahan masalah oleh anak. Sedangkan anak yang terlalu banyak menonton cenderung mengalami penurunan kemampuan interaksi sosial serta gangguan konsentrasi.
Hal ini terjadi karena anak-anak yang bermain menggunakan imajinasi serta kreativitas dalam mencari solusi serta membangun kemampuan sosial dengan orang lain. Sebaliknya, anak-anak yang terlalu banyak menonton cenderung mengalami penurunan pada kemampuan sosial, mengalami gangguan konsentrasi, serta kurang mampu mengatasi emosi.
Saat ini memang menonton menjadi alternatif bahkan menggantikan aktivitas bermain. Padahal aktivitas ini penting karena tubuh lebih banyak memproduksi senyawa dopamin daripada sekadar menonton.
Ini selaras dengan anjuran dari WHO (World Health Organization) yang menyarankan agar anak usia 5-17 tahun perlu melakukan aktivitas fisik 1 jam sehari untuk kesehatan tubuh mereka. Namun kini, semuanya tergantikan dengan menonton.
Remaja yang keseringan online atau lebih dari 4 jam sehari, diketahui mengalami kecemasan dan depresi sebanyak 27%. Hal ini tentunya akan berdampak juga pada anak-anak usia di bawahnya. Apalagi perkembangan otak 90% terjadi sejak anak usia 5 tahun.
Penelitian menyarankan aktivitas di luar secara rutin dapat meningkatkan kemampuan anak. Seperti perkembangan daya ingat, kemampuan mengontrol emosi, serta kemampuan diri lainnya. Maka dari itu perlu dilakukan kegiatan rutin seperti jalan bersama keluarga, bermain sepeda bersama, hingga berkemah.
Keluarga merupakan kunci utama anak agar bermain
Dalam sebuah interview bersama dengan Sheena Sood, Konsultan – Psychology and Counsellor dari P.D. Hinduja Hospital & Medical Research Centre in Khar, Mumbai, bermain bersama keluarga akan memberikan kebahagiaan serta menggantikan kegiatan menonton anak. Dia juga menyarankan agar orangtua dapat menghabiskan minimal sekitar 45-60 menit bermain bersama anak untuk pengembangan keterampilan anak.
Sheena juga pernah menemukan anak yang sering menonton dari IPAD, atau HP menimbulkan kekhawatiran pada orangtuanya. Sehingga orangtuanya mencoba untuk melakukan aktivitas bermain bersama seperti petak umpat atau bermain bersama hewan peliharaan. Aktivitas ini membuat anak lebih senang dan perlahan dapat meninggalkan kebiasaan menonton.