Foto: The Rolling Stones
SPOILER ALERT – Film Superman terbaru garapan James Gunn resmi tayang di bioskop Indonesia sejak 9 Juli 2025. Film ini menjadi langkah perdana dalam upaya Warner Bros dan DC Studios merombak universe film mereka setelah sejumlah kegagalan di proyek sebelumnya.
DC Universe sebelumnya dikenal mengalami banyak inkonsistensi, seperti yang terlihat dalam proyek Justice League. Di tengah proses produksi, film ini “terpecah” menjadi dua versi: Zack Snyder’s Cut dan versi bioskop arahan Joss Whedon. Hal serupa juga terjadi pada Suicide Squad, yang harus di-reboot akibat kritik keras dari para penggemar.
James Gunn bukan sosok asing di DC Universe. Ia sebelumnya menyutradarai versi reboot The Suicide Squad yang rilis pada 2021. Kini, Gunn kembali dipercaya untuk mengarahkan Superman, yang sekaligus menjadi pijakan pertama dalam reboot DC Universe.
Meniru Strategi Marvel, Gagal Eksekusi
DC Extended Universe (DCEU) sempat mencoba mengikuti formula kesuksesan Marvel Cinematic Universe (MCU): memperkenalkan karakter superhero melalui film individual sebelum akhirnya menggabungkan mereka dalam satu film ensemble seperti The Avengers.
Sayangnya, upaya ini kurang matang. DCEU terlalu terburu-buru, terlihat dari kemunculan Batman v Superman: Dawn of Justice yang langsung memperkenalkan Batman, Superman, dan Wonder Woman, tanpa memberi cukup ruang pengembangan karakter. Hal ini berbeda dengan MCU yang membangun pondasi sejak Iron Man (2008), The Incredible Hulk (2008), Thor (2011), hingga akhirnya mencapai puncaknya lewat The Avengers (2012) yang sukses meraih pendapatan lebih dari USD 1,5 miliar (sumber: Box Office Mojo).
Keputusan DC untuk memasukkan terlalu banyak karakter dalam waktu singkat justru membuat universe filmnya terlihat dipaksakan, tidak solid, dan kehilangan arah.