Jakarta –
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud), Fadli Zon menghadiri Pagelaran Budaya Karo yang digagas oleh Komunitas Karo Banten Bersatu (KBB) di Gedung Aspirasi Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Serang, hari ini.
Acara ini menjadi wadah untuk merayakan, melestarikan, dan memperkenalkan budaya Karo kepada masyarakat luas, serta sebagai wujud cinta terhadap identitas bangsa yang kaya akan nilai budaya. Dalam sambutannya, Fadli Zon menegaskan komitmennya dalam melestarikan budaya nasional, termasuk budaya Karo yang disebutnya sebagai salah satu kekayaan bangsa yang sangat luar biasa.
“Senang sekali bisa hadir di sini, untuk melihat dan menyaksikan begitu kayanya budaya Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Sabtu (28/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan bahwa kekayaan budaya Indonesia tidak ada bandingannya di dunia. Fadli Zon mengaku telah mengunjungi 101 negara. Berdasarkan pengalamannya, tidak ada kebudayaan di dunia yang lebih hebat dari kebudayaan Indonesia.
Dirinya juga memberikan apresiasi tinggi kepada Karo Banten Bersatu yang disebutnya sebagai motor penggerak pelestarian nilai-nilai luhur budaya Karo di tanah perantauan. Fadli Zon menegaskan bahwa budaya Karo, dengan kekayaannya yang mencakup seni tari, musik tradisional, pakaian adat, hingga nilai-nilai kearifan lokal, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan Indonesia.
“Kita harus memastikan bahwa budaya Karo tidak boleh ditolak oleh waktu, tidak boleh hilang ditelan zaman. Budaya ini harus terus hidup, berkembang, dan dikenali oleh generasi muda,” tegasnya.
Selanjutnya, Fadli Zon menekankan bahwa budaya harus dirawat karena bila dibiarkan bisa hilang, sebagaimana halnya bahasa yang bisa punah jika tidak dijaga oleh para penuturnya. Fadli Zon juga menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga kelestarian budaya, mengingat besarnya arus informasi global yang mempengaruhi cara hidup anak-anak muda saat ini.
“Kalau tidak kita teruskan pada generasi muda, sangat berbahaya. Anak-anak kita nanti tidak mengenali lagi budayanya sendiri,” katanya.
Selain itu, Fadli Zon menegaskan bahwa kegiatan pagelaran seperti ini bukan sekadar peristiwa seni, tetapi momentum penting dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, budaya merupakan fondasi pembangunan bangsa dan bagian dari amanah konstitusi.
Lebih lanjut, Fadli Zon menyampaikan bahwa budaya Karo yang telah tercatat sebagai warisan budaya takbenda nasional mencakup arsitektur rumah adat Karo, seni pertunjukan seperti Tari Guru-Guru Arom dan Tortor Sombah, ritual adat Merdang Merdem, ekspresi lisan Berahoi, serta kearifan lokal dan keterampilan tradisional lainnya.
“Dalam setiap tarian, lagu, bahasa, pakaian adat, dan nilai-nilai hidup masyarakat Karo, tersimpan kearifan lokal yang sangat tak ternilai,” ujarnya.
Fadli Zon juga mengutip peribahasa Karo Erbahan peraten budaya si Megersing yang menurutnya mengandung makna bahwa budaya tidak lahir dalam semalam, melainkan terbentuk dari kebiasaan dan nilai perilaku masyarakat yang dijaga secara konsisten dan tekun.
Pagelaran Budaya Karo berlangsung meriah dengan berbagai penampilan seni yang memukau para hadirin. Sejumlah tarian khas Karo, seperti Tarian Lima Serangkai, Tari Piso Surit, dan Tari Lima Marga sukses membangkitkan semangat dan kecintaan terhadap budaya. Selain itu, ada juga penampilan dari penyanyi muda yang menjuarai ajang pencarian bakat, Lyodra Margareta Ginting. Puncak acara ditandai dengan penobatan Duta Budaya Karo, sebagai simbol regenerasi pelestari budaya.
Ketua Panitia Pagelaran Budaya Karo, Arifin Suang dalam laporannya mengatakan tujuan acara ini adalah untuk memelihara dan melestarikan budaya Karo di perantauan, khususnya di Provinsi Banten, sebagai edukasi kepada generasi-generasi muda agar lebih mengenal dan mengetahui asal dari wilayahnya, yaitu Tanah Karo, meskipun mereka tinggal di tanah perantauan.
Dalam kesempatan ini, Fadli Zon didampingi oleh Direktur Pemberdayaan Nilai Budaya dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual, Yayuk Sri Budi Rahayu dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Lita Rahmiati. Mengakhiri sambutannya, Fadli Zon menyampaikan harapan agar budaya Karo terus dikenal, dipelajari, dan dicintai bukan hanya oleh masyarakat Karo, tetapi juga oleh masyarakat Indonesia, bahkan dunia.
Menutup sambutan, Fadli Zon menegaskan bahwa Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung upaya pelestarian budaya dengan segala bentuknya, sebagai bagian dari pelaksanaan amanat konstitusi dan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Sebagai informasi, pagelaran Budaya Karo dihadiri oleh sekitar 1.000 undangan dari berbagai daerah yang terdiri dari tokoh-tokoh penting, antara lain Tokoh Karo, Musa Bangun; ulama terkemuka, Abuya Muhtadi; Gubernur Banten, Andra Soni; Ketua Umum Karo Banten Bersatu, Karpen Ginting; Pembina Batak Karo Banten Bersatu, Dr. Ucok Damenta, Mag.rer.publ/Irjen Kemenduk Bangga (Pj Gubernur Banten Periode 2024-2025), Ketua DPRD Banten, Fahmi Hakim; Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto; Komandan Resor Militer (Danrem) 064, Maulana Yusuf, serta tokoh masyarakat Karo. Kehadiran para tokoh ini menunjukkan dukungan nyata terhadap pelestarian budaya di tengah masyarakat yang semakin majemuk.
Lihat juga Video: 7 Orang Tewas Akibat Longsor di Deli Serdang, Jalur Medan-Karo Putus Total
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini