Jakarta -
Polisi menyimpulkan tak ada keterlibatan pihak lain dalam kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) yang ditemukan dalam kondisi wajah terlilit di kamar kosa kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Kasus ini masih menyisakan tanda tanya terkait keberadaan HP milik korban.
“Indikator daripada kematian daripada ADP ini mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).
ADP diperkirakan tewas dua hingga delapan jam sebelum pemeriksaan luar atau visum. Visum ini dilakukan pada 8 Juli 2025, yakni tepatnya pukul 13.55 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya ulangi, untuk perkiraan waktu kematian almarhum 2 hingga 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar, di mana pemeriksaan luar kita pada tanggal 8 Juli 2025 pukul 13.55 WIB,” kata dokter forensik RSCM Yoga Tohijiwa dalam jumpa pers.
Sejak jasad korban ditemukan pada 8 Juli 2025, ponsel korban tidak diketahui keberadaannya. Polisi mengamankan 103 barang bukti terkait kasus kematian Diplomat ADP.
Barang bukti itu dibagi dalam tiga klaster. Pertama, barang bukti dari kantor ADP, kemudian di tempat kos korban, lalu dari keluarga korban maupun dari saksi-saksi yang lain.
Sejumlah barang bukti itu juga dipamerkan polisi dalam jumpa pers hari ini yakni Lakban berwarna kuning, laptop, buku karya korban ADP alat kontrasepsi, ponsel dan pelumas. Buku karangan ADP tersebut berjudul ‘Diplomat Pertama Sebuah Pencapaian Cita-cita’.
Selain itu, ada barang bukti lain yang diamankan meliputi satu celana berwarna biru, satu unit DVR, satu kotak berwarna cokelat, alat mandi hingga bungkus bekas makanan. Korban diketahui memiliki HP lebih dari satu, di mana salah satunya belum juga ditemukan.
HP Korban Terakhir Aktif di Mal Jakpus
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
|
Polisi mengungkap HP milik diplomat ADP terakhir aktif di salah satu pusat perbelanjaan atau mal di kawasan Jakarta Pusat. Setelah di mal tersebut, HP milik ADP tercatat dinonaktifkan.
Hal tersebut yang membuat pihak kepolisian kesulitan mencari keberadaan HP korban.
“Kemudian yang berikutnya kesulitannya apa terhadap HP. Perlu kamu sampaikan HP terakhir off di Grand Indonesia. HP off, kita juga susah untuk melacaknya. Sampai saat ini tetap kita melakukan pencairan,” ujar Wira.
Wira menerangkan korban juga memiliki satu HP lagi yang ditemukan di lokasi kejadian atau kamar kos. HP tersebut sudah disita pihak kepolisian.
“HP di sini HP yang ketemu di kamar. Menurut keterangan, bahwa HP itu tidak dipakai tapi ada di kamar,” ujarnya.
Setelah dari mal, korban selanjutnya memesan taksi. Korban sempat hendak menuju suatu lokasi, namun mendadak berganti tujuan.
“korban keluar dari Grand Indonesia itu naik taksi, tapi baru jalan kira-kira sekitar 5 menit, langsung minta untuk berubah arah, jadi nggak sampai ke mana.. paling baru 200-300 meter langsung balik arah ke Kemenlu,” ujar Wira. Polisi menjawab pertanyaan wartawan terkait kabar ADP menuju bandara.
Jejak Chat Korban Sebelum Tewas
Foto: dok. Istimewa
|
Meski salah satu HP korban hilang, polisi mengantongi isi chat dalam ponsel tersebut. Polisi mengatakan ada beberapa pesan dan email.
“Walaupun handphone hilang, tidak menghambat dalam pengungkapan dan untuk menemukan fakta apa yang terjadi. Karena ada bukti digital cyber, yang dapat mengandalkan device lain, yang kebetulan terisi, ada handphone korban, WA dan e-mail-nya,” kata Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak, Senin (28/7/2025).
Reonald mengatakan isi chat berhasil terbaca berdasarkan e-mail yang tercantum dalam perangkat elektronik korban lainnya yang sudah diamankan penyidik. Isi chat tersebut kemudian disinkronisasi dengan chat para saksi, dari istri hingga rekan kerja korban.
“Iya (isi chat sudah didapatkan), melalui e-mail yang ada di koneksi laptopnya, kemudian dikombinasikan dengan istrinya, dengan atasannya, dengan rekan kerjanya, terus yang rekan kerja yang pada saat itu sama-sama belanja di salah satu unit, salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta pusat,” kata dia.
“Terus dikombinasikan lagi dengan WA istri, WA teman, WA yang orang-orang yang sebelum yang bersangkutan itu ditemukan sudah tidak bernyawa. Itu handphone-nya kan semua sudah disinkronkan dengan apa yang terjadi,” imbuhnya.
Selain itu, ada percakapan korban dengan sopir taksi pada malam hari sebelum korban tewas. Polisi sudah meminta keterangan sopir taksi tersebut.
“Bahkan juga sopir taksi itu juga, sopir taksi yang mendapatkan orderan yang untuk mengantarkan orderan itu juga sudah diambil keterangan,” tuturnya.
Penjelasan Temuan Alat kontrasepsi
Barang bukti kasus kematian ADP. (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
|
Polisi menerangkan soal temuan alat kontrasepsi yang jadi barang bukti kasus kematian ADP. Barang bukti itu ditemukan di dua lokasi.
“Alat kontrasepsi itu ada,” kata Wira.
Wira menjelaskan alat kontrasepsi ditemukan di kos diplomat di Menteng. Selain itu, alat kontrasepsi ditemukan di dalam tas yang ditinggalkan korban di gedung Kemlu.
“Jadi itu ada di dua tempat, baik di kamar dan ada juga di tas gendong yang ditemukan di lantai 12. Untuk apanya kami kurang tahu,” ujarnya.
Halaman 2 dari 4
(idn/idn)