Jakarta

    Tembok pembatas perlintasan kereta di Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim) sempat berlubang. Diduga tembok dilubangi lalu dijadikan tempat prostitusi.

    Salah seorang pedagang di sekitar lokasi, Ahmad (39) mengatakan masih ada yang berbuat prostitusi di balik tembok yang dilubangi itu. Tembok sebelumnya dilubangi namun sudah ditutup.

    “Masih ada yang berbuat begitu, kaya prostitusi. Padahal temboknya sudah ditutup, tapi masih ada yang manjat atau bolongin tembok lagi,” kata salah Ahmad (39) di Stasiun Jatinegara, dilansir Antara, Kamis (26/6/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Ahmad menyebut, praktik prostitusi mulai berkurang semenjak tembok ditutup dan petugas sering melakukan patroli saat malam hingga dini hari. Tembok telah ditututup menggunakan besi agar tak ada lagi warga yang lewat.

    “Iya, masih ada, tapi memang tidak seperti dulu. Sekarang petugas sering patroli, dan sebagian tembok pembatas rel juga sudah ditutup,” ujar Ahmad.

    Tembok pembatas tersebut dijebol warga untuk jalur penyeberangan ilegal. Sejak tembok ditutup PT Kereta Api Indonesia (KAI), warga yang menyeberang rel secara ilegal semakin berkurang.

    “Sekarang sudah jarang orang menyeberang, apalagi sering dijaga petugas keamanan stasiun. Sudah lama sih ditutup, saya lupa persisnya kapan,” ucap Ahmad.

    Sementara, tukang ojek pangkalan di Stasiun Jatinegara, Jaka (40) menilai penutupan lubang dengan besi cukup efektif dalam mengurangi praktik prostitusi. Meski sudah ditutup, masih ada orang yang memanjat tembok.

    “Ya, mereka ada aja akalnya, ada yang bolongin lagi, atau manjat, tapi tetap berkurang dibanding dulu semenjak tembok sudah ditutup,” kata Jaka.

    Jaka berharap, lubang-lubang kecil yang masih tersisa segera ditutup untuk mencegah terbukanya akses masuk ke area rel.

    “Kalau bisa misalnya ada lubang sedikit langsung ditutup, biar tidak makin melebar. Kalau sudah besar, orang makin gampang masuknya lagi,” ucap Jaka.

    Sebelumnya terdapat beberapa lubang besar di tembok yang kini sudah ditutup dengan lempengan besi. Namun, terlihat beberapa lubang kecil lainnya yang belum ditutup sepenuhnya.

    Lubang-lubang kecil itu diduga dijebol secara perlahan oleh warga untuk menyeberang atau memasuki kawasan rel kereta api.

    Selain pemasangan besi, di sekitar tembok pembatas juga terpasang tulisan larangan untuk memasuki perlintasan kereta api karena membahayakan keselamatan.

    (dek/jbr)


    Hoegeng Awards 2025


    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini



    Source link

    Share.