Tergerus Online, Ini 6 Strategi Menghidupkan Kembali Pasar Tanah Abang (Foto: Okezone)

    JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana menghidupkan kembali Pasar Tanah Abang sebagai pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara. Pasar Tanah Abang bukan sekadar ruang ekonomi, melainkan ikon sejarah perdagangan Jakarta.

    Namun demikian, rencana ini dihadapkan dengan tantangan besar mulai dari persaingan ketat dengan e-commerce, menurunnya daya beli, serta citra pasar yang mulai ditinggalkan generasi muda.

    Digitalisasi memang langkah penting, seperti penggunaan QRIS yang meningkat signifikan. Namun, revitalisasi Tanah Abang harus melampaui sekadar aplikasi pembayaran.

    Dibutuhkan transformasi ekosistem pasar yang menggabungkan teknologi, kenyamanan, identitas budaya, dan integrasi urban.

    “Menghidupkan kembali Pasar Tanah Abang bukanlah sekadar nostalgia masa kejayaan, tetapi peluang untuk membangun ekosistem perdagangan baru yaitu pasar yang berakar pada tradisi grosir, tetapi tampil modern, digital, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Anggota DPD RI Fahira Idris di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).

    Menurutnya, setidaknya ada enam strategi yang bisa ditempuh untuk menggeliatkan kembali Pasar Tanah Abang. Pertama, hybridisasi pasar.  Pasar Tanah Abang, sebaiknya tidak diposisikan sebagai pesaing e-commerce, melainkan mitra.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan PD Pasar Jaya dapat membangun platform e-commerce khusus Tanah Abang yang menghubungkan pedagang langsung dengan konsumen, baik grosir maupun retail.

    “Penjual yang kurang melek teknologi bisa difasilitasi lewat pusat logistik bersama dan tim kreator konten resmi pasar, sehingga pedagang kecil tidak kalah dengan penjual daring bermodal besar. Strategi ini memungkinkan Tanah Abang tetap menjadi etalase fisik sekaligus toko digital kolektif,” jelasnya.

    Kedua, revitalisasi fisik dan pengalaman pengunjung. Belanja di Pasar Tanah Abang harus kembali menjadi pengalaman khas. Revitalisasi bukan hanya fisik, melainkan menghadirkan kenyamanan setara mal. Mulai dari pendingin ruangan di zona tertentu, jalur pedestrian yang ramah disabilitas, area pameran mode, hingga food street tematik Jakarta. Pengalaman ini dapat menarik kembali generasi muda yang kini lebih memilih mal atau belanja daring.

    Ketiga, integrasi transportasi publik. Pasar tidak akan hidup tanpa akses yang mudah dan terintegrasi. Kolaborasi dengan Transjakarta yang menargetkan seluruh pasar terhubung ke rute bus harus diprioritaskan untuk Tanah Abang. Kehadiran halte modern, integrasi dengan KRL, MRT, serta ojol hub akan mengurangi kemacetan sekaligus membuat pengunjung lebih nyaman datang.

     



    Source link

    Share.