TENGAH viral di dunia maya tren hair cracking atau scalp popping, atau juga dikenal dengan sebutan menarik-menarik rambut hingga mengeluarkan bunyi suara,  terutama di linimasa TikTok. Banyak orang penasaran dan tertarik untuk mencoba teknik ini sebagai cara meredakan sakit kepala atau migrain.

    Proses hair cracking sendiri merupakan tindakan menggenggam beberapa helai rambut dekat kulit kepala, kemudian membelitkan rambut di jemari dan menariknya dengan kencang menjauh dari kepala. Tak dipungkiri, di sekitar kita atau mungkin diri kita sendiri punya kebiasaan seperti ini karena selain memberikan perasaan lega sesaat juga diyakini bisa meredakan sakit kepala.

    Benarkah demikian? Dijelaskan dokter kulit bersertifikat, Deeptej Singh, MD, dan dokter kulit kosmetik Connie Yang, MD, hair cracking bukanlah kebiasaan yang baik. Mengingat, tak ada dasar ilmiah bahwa hair cracking ini dapat meredakan ketegangan kulit kepala atau menyembuhkan migrain.

    “Belum ada manfaat yang terbukti dari hair cracking ini, dan justru hal ini berpotensi merusak rambut, kulit, dan pembuluh darah di bawahnya,” jelas Dr. Deeptej dikutip dari Byrdie, pada Selasa (20/1/2024)


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Ya, salah satu risiko yang dapat timbul adalah traksi alopecia, bentuk kerontokan rambut yang bisa terjadi akibat adanya pencabutan rambut berulang kali. Tindakan ini juga bisa merusak rambut atau merobek kulit, berdampak negatif pada kesehatan rambut dan kulit kepala secara keseluruhan.

    Alih-alih hair cracking, ada alternatif yang lebih aman dan disetujui dokter untuk meredakan ketegangan yakni dengan cara memijat lembut pelipis, leher, dan bahu untuk mengurangi tekanan yang dirasakan di area kepala.

    Jika Anda mengalami migrain, dr. Connie merekomendasikan untuk mengubah factor ekternal seperti mengubah lingkungan agar tidak terlalu membebani dan menstimulasi.

    “Mematikan lampu dan mengurangi rangsangan sensorik bisa membantu, kemudian bisa juga mengompres dingin atau hangat yang bisa bantu meredakan nyeri,” ujarnya.

    Terakhir, Dr. Deeptej menegaskan bahwa teknik hair cracking ini tidak bisa meredakan migrain atau sakit kepala lainnya. Bahkan, tindakan ini dapat meningkatkan peradangan di kulit kepala dan memperburuk kondisi sakit kepala.

    “Penting untuk diingat bahwa semua intervensi memiliki risiko dan manfaat, jika suatu prosedur hanya menimbulkan risiko tanpa manfaat yang terbukti, maka tidak disarankan untuk melakukannya,” tegas Dr. Deeptej.



    Source link

    Share.