Ilustrasi.
JAKARTA – Uni Emirat Arab (UEA) pada Rabu (3/9/2025) memperingatkan Israel bahwa aneksasi di Tepi Barat yang diduduki akan menjadi “garis merah” bagi Abu Dhabi. Emirat itu menyatakan bahwa tindakan aneksasi akan sangat merusak semangat Perjanjian Abraham yang menormalisasi hubungan UEA–Israel.
Komentar UEA, yang paling menonjol di antara tiga negara Arab yang menandatangani perjanjian dengan Israel ketika Presiden Donald Trump pertama kali menjabat, merupakan kritik tertajam Abu Dhabi terhadap Israel sejak perang Gaza meletus pada 2023, ketika Hamas melancarkan serangan lintas perbatasan dari wilayah kantong tersebut.
Bulan lalu, Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, mengumumkan bahwa negara Zionis itu akan menyelesaikan rencana untuk membagi Tepi Barat dan memisahkannya dari Yerusalem Timur. Langkah tersebut, menurut kantor Smotrich, akan “mengubur” gagasan negara Palestina.
Otoritas Palestina, yang menjalankan pemerintahan sendiri terbatas di beberapa wilayah Tepi Barat, beserta sekutu dan kelompok kampanye, mengutuk proyek tersebut. Mereka menyebutnya ilegal dan menegaskan bahwa fragmentasi wilayah akan menggagalkan rencana perdamaian apa pun. Smotrich bahkan menyerukan pencaplokan penuh Tepi Barat.