JAKARTA – Unggahan video dari seorang dokter yang meluapkan kekesalannya kepada orangtua yang abai terhadap kesehatan anaknya tengah viral di media sosial. Video tersebut dibagikan oleh akun Instagram @rumpi_gosip pada Kamis (19/6/2025).

    Dalam video berdurasi singkat itu, sang dokter mengungkapkan rasa marah dan kecewanya setelah menyaksikan kejadian langsung di bandara, di mana sepasang orangtua memberikan snack yang memiliki kandungan tinggi garam dan gula, serta teh manis dalam kemasan kepada anak mereka yang masih berusia 2 tahun.

    Viral! Dokter Ini Geram Lihat Orangtua Beri Anak Balita Snack dan Teh Manis: Jangan Ditiru
    Viral! Dokter Ini Geram Lihat Orangtua Beri Anak Balita Snack dan Teh Manis: Jangan Ditiru

    “Bener-bener nggak sabar nih, Bund. Saya pengen cepat-cepat turun pesawat, pengen buat video ini. Lihat di bandara, anak umur 2 tahun dikasih teh manis dan ciki, cuma karena anaknya nangis. Ini bukan soal nangis, soal masa depan kesehatannya!” ujar sang dokter dengan nada emosi.

    Dampak Buruk Snack dan Teh Manis bagi Anak

    Dokter tersebut menjelaskan bahwa makanan seperti snack dan teh manis bukan hanya mengandung gula dan garam tinggi, tetapi juga penuh dengan pewarna serta pemanis buatan. Menurutnya, konsumsi rutin makanan semacam ini sangat berbahaya, terutama bagi anak usia dini yang tubuhnya masih dalam tahap perkembangan.

    Beberapa risiko yang diungkap antara lain:

    – Kerusakan organ ginjal dan hati akibat tingginya zat aditif dalam makanan ringan kemasan.

    – Penghambatan penyerapan zat besi karena kandungan tanin dan polifenol dalam teh, yang dapat memicu anemia pada anak.

    – Kurangnya suplai oksigen ke otak akibat anemia, yang bisa berdampak buruk pada kemampuan belajar dan daya pikir.

    – Gangguan pembentukan mielin, yaitu lapisan pelindung saraf yang penting untuk mempercepat pengiriman informasi ke otak.

    “Zat besi sangat berperan penting dalam pembentukan mielin, yaitu lapisan pelindung pada serabut saraf. Jika anak kekurangan zat besi, hal ini dapat menghambat perkembangan fungsi otaknya dan mengganggu kecerdasannya.” jelasnya.

     



    Source link

    Share.