PERISTIWA gempa dahsyat 7,6 skala richter yang mengguncang beberapa wilayah di Jepang membuat dunia khawatir. Sampai pukul 15.30 WIB korban jiwa bencana alam tersebut telah mencapai 45 orang. Ribuan kru penyelamat telah dikirim ke lokasi gempa di semenanjung Noto di prefektur Ishikawa.

    Pemerintah Jepang sebenarnya telah mengirimkan informasi peringatan dini gempa bumi ke masyarakat. Informasi itu disebar ke ponsel masyarakat di Jepang yang berisi informasi serta lokasi gempa. Termasuk, informasi tentang potensi tsunami, luapan sungai, dan tanah longsor.

    Pesan juga berisi petunjuk arah ke lokasi evakuasi. Kecepatan informasi tersebut menuai pujian dari warganet di Indonesia. Seperti disampaikan M Rihda Itifadha, pengguna platform sosial media X @RidhaIntifadha.

    Rihda menulis: “Dari pada sering dapat spam tidak jelas atau pesan penipuan, pesan mitigasi bencana gini penting banget diadopsi Indonesia.”

    Menurut NTT Review Japan pesan peringatan dini yang masuk ke ponsel masyarakat Jepang pertama kali digunakan pada 1 Oktober 2007. Sistem peringatan dini tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah korban jiwa yang sangat besar akibat gempa dan tsunami.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Pemerintah Jepang menggandeng beberapa perusahaan telekomunikasi membuat sistem peringatan dini yang bisa dengan cepat diakses masyarakat. Dari sana NTT Docomo dan Badan Meteorologi Jepang berhasil membuat sebuah program yang bernama Early Warning Area Mail.

    Sistem peringatan itu tidak hanya berupa pesan yang masuk ke dalam ponsel tapi juga masuk ke televisi, telepon kabel, dan radio. Area Mail atau juga disebut Emergency Rapid Mail mengirimkan informasi yang diolah Badan Meteorologi Jepang.

    Informasi tersebut tentunya didapat dari berbagai infrastuktur pendeteksi gempa dan tsunami yang dimiliki oleh Badan Meteorologi Jepang. Kondisi itulah yang membuat pengiriman informasi jadi sangat cepat.

    Apakah hal itu bisa diterapkan di Indonesia? Banyak warganet Indonesia merasa tidak yakin. Mereka menilai banyak perangkat pendeteksi gempa dan tsunami yang ada di Indonesia tidak bekerja dengan maksimal. Bahkan ada juga yang dicuri sekelompok orang tidak bertanggung jawab.



    Source link

    Share.