Jakarta

    Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat meminta agar peningkatan literasi peserta didik di sejumlah sektor harus didukung konsistensi kebijakan dan political will semua pihak terkait. Hal ini demi melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing di masa depan.

    “Upaya peningkatan literasi peserta didik butuh waktu dan konsistensi, sehingga memerlukan dukungan semua pihak untuk menerapkan kebijakan dan sistem pendidikan yang berkesinambungan,” kata perempuan yang akrab disapa Rerie tersebut, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/7/2025).

    Rerie menerangkan sejak pertama kali berpartisipasi dalam Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2000, Indonesia secara konsisten mencatat skor literasi sains yang berada di bawah rata-rata negara-negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Pada PISA 2000, skor literasi sains Indonesia adalah 393, sementara rata-rata negara OECD mencapai skor 500. Meski sempat mengalami peningkatan pada tahun 2015 dengan skor 403, tren ini tidak berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.

    Dalam PISA 2022, skor literasi sains Indonesia kembali menurun menjadi 366, yang merupakan salah satu skor terendah sejak awal partisipasi Indonesia dalam PISA.

    Menurut Rerie, skor tersebut memperlihatkan belum adanya konsistensi dalam upaya meningkatkan literasi peserta didik di sektor sains.

    “Jika pemerintah menilai tantangan di masa depan pada bidang sains dan teknologi penting untuk dihadapi, upaya peningkatan literasi peserta didik di bidang STEM harus benar-benar serius dilakukan,” ungkapnya.

    Keseriusan itu, tambah Rerie, harus direalisasikan dalam bentuk konsistensi upaya peningkatan literasi peserta didik melalui pola pendidikan yang mendukung pencapaian sejumlah target untuk menghadapi tantangan di masa depan.

    Rerie berharap para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dapat berkolaborasi dengan baik untuk mendukung berbagai upaya mewujudkan generasi penerus bangsa yang memiliki kompetensi di sektor sains dan teknologi.

    Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama mewujudkan ekosistem yang mendukung tumbuhnya berbagai potensi yang dimiliki setiap anak bangsa demi meningkatkan daya saing sumber daya manusia nasional di era globalisasi saat ini.

    Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya pembelajaran dan pengembangan STEM (Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika) sebagai fondasi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah Indonesia, di tengah tuntutan perkembangan teknologi dan kebutuhan kompetensi masa depan.

    Hal itu disampaikan Abdul Mu’ti pada The 8th Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegians in Japan (ASSIGN) ke-8 yang digelar PPI Jepang di University of Tokyo kampus Bunkyo, Senin (28/7).

    (prf/ega)



    Source link

    Share.