Jakarta –
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat (Rerie) menekankan pentingnya membangun kepercayaan diri dan inisiatif penyandang disabilitas. Menurut Rerie, hal ini agar mereka dapat mengembangkan potensi serta berkontribusi lebih luas di sektor ekonomi.
Hal itu disampaikan Rerie saat menghadiri kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengguna Riset dan Inovasi untuk Masyarakat yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Komisi X DPR RI di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Tantangan utama yang dihadapi penyandang disabilitas saat ini antara lain adalah tidak bisa bekerja di sektor formal, sehingga sebagian dari mereka terpaksa bekerja pada sektor informal,” kata Rerie dalam keterangannya, Kamis (7/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rerie mengutip Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2020 yang mencatat sebanyak 28,05 juta penyandang disabilitas di Indonesia. Sebanyak 6,17 juta di antaranya masuk dalam kelompok usia kerja.
Rerie menilai para penyandang disabilitas memiliki kemampuan yang unik dan berbeda. Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Dengan perkembangan teknologi dan kemampuan membangun jejaring, penyandang disabilitas berpeluang besar mengembangkan potensi mereka untuk masuk ke sektor UMKM.
Menurut Rerie, Sulawesi Selatan memiliki potensi ekonomi besar, terutama di sektor pariwisata dan kearifan lokal yang kuat. Hal itu bisa menjadi pintu masuk bagi penyandang disabilitas untuk turut berperan dalam ekonomi daerah secara lebih inklusif.
Rerie pun menegaskan pentingnya peran seluruh pihak dalam membangun ekosistem yang ramah bagi penyandang disabilitas.
“Asalkan para pemangku kepentingan di pusat dan daerah serta masyarakat mampu menciptakan ekosistem yang mendukung, penyandang disabilitas bisa berkontribusi nyata bagi sektor ekonomi dan kemajuan inklusif bangsa,” pungkasnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan,Mahmud Lakaiyya dan Asman; Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulsel, Abdul Malik Faisal; Perekayasa Ahli Madya BRIN, Abdul Latief; Gender Equality, Disability, and Social Inclusion/GEDSI Specialist, Anggiasari Pujiaryati, serta sejumlah komunitas penyandang disabilitas di Sulawesi Selatan.
(prf/ega)