Jakarta

    Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mendorong upaya terukur guna mengatasi darurat kekerasan terhadap perempuan dan anak. Tak hanya itu, ia juga mengatakan diperlukan langkah secara masif.

    “Kondisi darurat kekerasan terhadap perempuan dan anak harus segera direspons dengan langkah nyata dan masif,” ujar Lestari dalam keterangan tertulis, Jumat (8/8/2025).

    Data dari Survei Nasional Pengalaman Hidup Perempuan 2024 menunjukkan fakta memprihatinkan. Satu dari empat perempuan (25%) pernah mengalami kekerasan, baik berupa kekerasan fisik maupun seksual.


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Survei serupa yang dilakukan pada anak-anak dan remaja mengungkap bahwa satu dari dua (50%) pernah menjadi korban kekerasan dalam berbagai bentuk.

    Selain itu, menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi terdapat empat faktor utama yang menjadi pemicu meningkatnya kasus kekerasan, yaitu kondisi ekonomi yang sulit, pola asuh dalam keluarga, dampak negatif penggunaan gadget, serta pengaruh lingkungan sekitar.

    Lestari menegaskan setelah berbagai faktor pemicu tersebut teridentifikasi, sudah saatnya pemerintah dan instansi terkait untuk segera melakukan langkah yang terukur dan harus segera direalisasikan.

    Melihat beragamnya faktor yang menjadi pemicu tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, Lestari juga menilai diperlukan langkah yang komprehensif untuk mengatasinya.

    Ia pun mendorong agar institusi terkait segera membangun kolaborasi yang kuat untuk mengatasi faktor-faktor pemicu tindak kekerasan tersebut.

    “Karena melindungi setiap warga negara, termasuk perempuan dan anak, adalah amanah konstitusi yang wajib dilaksanakan negara,” ujarnya.

    Ia berharap, di bulan peringatan Hari Kemerdekaan ini pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama dapat membangun semangat yang sama untuk merealisasikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi perempuan dan anak di seluruh tanah air.

    (prf/ega)



    Source link

    Share.