Wamentrans Dorong Budidaya Kelapa Genjah di Kawasan Transmigrasi

Jakarta –

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi terperanjat melihat tingginya nilai ekonomi dari budidaya pohon kelapa genjah. Untuk membudidayakan kelapa tersebut bisa dilakukan dengan mengeluarkan IPT (Izin Pelaksanaan Transmigrasi) atau dengan sistem inti plasma.

Saat ini Kementrans memiliki HPL seluas 3,1 juta Ha dan ada 419 kawasan transmigrasi.

“Kami ingin semua kawasan transmigrasi produktif,” tutur Viva dalam keterangan tertulis, Selasa (24/6/2025).

Selama ini Kementrans telah mengeluarkan beberapa IPT kepada beberapa badan usaha untuk mengelola lahan. Untuk lebih memberdayakan transmigran dan warga setempat, sistem inti plasma bisa menjadi alternatif pilihan.

“Lahan dan tenaga kerjanya sudah ada tinggal pengelolaan dan manajemennya yang diberdayakan, Cara ini juga menguntungkan semua pihak,” ujar Viva.

Dari data yang disampaikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan luas lahan 1 Ha dengan jumlah pohon kelapa sebanyak 200 tanaman dengan panen buah kelapa 200 butir per tahun.

Dari 200 butir tersebut, bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp 320 juta per tahun untuk kelapa muda dan Rp 400 juta untuk kelapa tua.

“Kalau kita budidayakan di kawasan transmigrasi akan meningkatkan pendapatan transmigran dan masyarakat di sekitarnya,” ujar Viva.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat menurutnya salah satu mengapa kementerian ini dijadikan sebagai kementerian tersendiri. Untuk mencapai keinginan tersebut Kementrans tidak bisa berjalan sendiri namun harus melakukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak.

“Dalam budidaya kelapa genjah ini kita harap bisa bersinergi dengan BRIN dan PTPN I,” Wakil Ketua Umum PAN itu tersebut.

Untuk mengawali budidaya kelapa genjah, menurut Viva lebih dahulu perlu adanya pilot project. Maluku Utara disebut sebagai tempat yang tepat untuk membudidayakan kelapa.

Selain memiliki lahan kosong yang luas, para bupati di provinsi tersebut banyak yang mengajukan pengiriman transmigran ke daerahnya.

“Dua hal inilah yang menjadi potensi untuk membudidayakan kelapa yang nilai ekonominya sangat menjanjikan, sekaligus mensejahterakan masyarakat lebih program transmigrasi,” pungkasnya.

(anl/ega)