Jakarta –
Jembatan Antar Kampung (JAK) Gandaria di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, resmi beroperasi dengan mekanisme buka-tutup atau bascule. Warga menilai konsep jembatan tersebut unik seperti di luar negeri.
“Bagus. Ini kan baru pertama ada di Jakarta. Kerenlah bisa buka-tutup begitu, kayak di luar negeri. Kata Bang Doel biar kayak di Belanda,” kata salah satu warga, Wati (35), saat ditemui di kawasan Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (16/8/2025).
Jembatan ini dibangun sejak awal Juni 2025 dan baru diresmikan pada Agustus 2025. Meski pengerjaannya membuat warga harus memutar jalan lebih jauh, mereka tetap mendukung karena jembatan lama sudah tidak layak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dulu jembatannya udah rapuh. Kalau dilewatin motor, (jembatan) goyang. Ngeri kalau banjir malah ambles,” ucapnya.
Selain itu, Ratna (45) warga lainnya menambahkan jembatan lama juga menjadi penyebab banjir karena penyangga di bawah jembatan sering menjadi tempat menumpuknya sampah.
“Yang lama tuh ada tiang penyangganya di bawah, jadi sampah sering nyangkut, aliran nggak lancar, banjir. Kalau sekarang kan nggak ada penyangga, jadi lebih lancar,” kata Ratna.
Sebelumnya, pantauan detikcom di lokasi pada Sabtu (16/8), JAK Gandaria itu menghubungkan Jalan Gandaria I, RT 001 RW 009, Keramat Pela, Kebayoran Baru, ke Jalan Mulia 1, RT 001 RW 005, Kebayoran Lama Utara. Jembatan dibangun sepanjang 9 meter dengan lebar 1,5 meter.
Jembatan ini memiliki pagar pembatas setinggi kurang lebih 1 meter yang dicat dengan warna putih-biru. Pijakannya menggunakan sejumlah pelat besi yang dicat berwarna abu-abu. Sementara itu, pegangan tangan (handrail) perak terpasang rapi tanpa dicat.
Jembatan itu hanya bisa dilintasi satu sepeda motor dengan menyisakan ruang kecil di kiri kanannya. Pada kedua ujung jembatan, terdapat tuas yang dapat diputar supaya jembatan terangkat.
Nantinya, jembatan hanya akan diangkat dalam proses pengerukan atau pembersihan sungai saja. Tuas itu juga dikunci agar tidak sembarangan orang bisa memainkan jembatan dan mengganggu mobilitas warga.
(bel/eva)