JAKARTA – Sebuah malware sangat berbahaya bernama Pegasus milik NSO Group asal Israel yang digunakan untuk memata-matai para jurnalis, aktivis, hingga pejabat, terdeteksi pada beberapa aplikasi Android. Meskipun sebelumnya penggugat malware Pegasus merupakan pengguna Apple, ada aplikasi Android yang tampak tidak berbahaya namun ternyata mengambil data sensitif dari ponsel orang biasa.

    Pakar keamanan di ESET menemukan setidaknya ada 12 aplikasi Android yang disisipkan trojan. Sebagian besar aplikasinya menyamar sebagai aplikasi obrolan. Ponsel yang terjangkit Trojan kemudian dicuri data privasinya seperti panggilan dan pesan, mengendalikan kamera dari jarak jauh, dan bahkan mengekstrak detail obrolan dari platform yang dienkripsi ujung ke ujung seperti WhatsApp.

    Aplikasi yang dimaksud berdasarkan lansiran Digitaltrends pada Selasa (6/2/2024) adalah YohooTalk, TikTalk, Privee Talk, MeetMe, Nidus, GlowChat, Let’s Chat, Quick Chat, Rafaqat, Chit Chat, Hello Chat, dan Wave Chat. Jika Anda memiliki salah satu dari aplikasi ini terinstal di perangkat, segeralah untuk menghapusnya.

    Tercatat, enam dari aplikasi tersebut tersedia di Google Play Store. Hal ini meningkatkan nilai risiko karena pengguna menaruh kepercayaan pada protokol keamanan yang diterapkan oleh Google. Remote Access Trojan (RAT) bernama Vajra Spy merupakan pusat dari aktivitas spionase aplikasi-aplikasi ini.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Ini bukan kali pertama Vajra Spy menimbulkan kekhawatiran. Pada 2023, Scroll melaporkan bagaimana mata-mata ini memanfaatkan jebakan manis untuk memancing para ilmuwan dan anggota militer India. Mereka menggali informasi sensitif dengan menggunakan perpaduan antara rayuan gombal dan upaya pemerasan.

    Seorang staf Gedung Putih dikabarkan pernah kehilangan lebih dari setengah juta dolar dalam satu jebakan semacam itu. Bahkan di 2022, malware Pegasus sempat menembus perangkat milik 12 pejabat senior Indonesia dan banyak terdeteksi pada situs milik negara.

    Digitaltrends juga melaporkan bahwa para pelaku kejahatan menyalahgunakan notifikasi push pada ponsel dan menjual datanya kepada lembaga pemerintah. Saat ini satu-satunya cara yang sangat mudah untuk menghentikan hal tersebut adalah dengan menonaktifkan akses notifikasi untuk aplikasi.



    Source link

    Share.