Waspadai Keterlambatan Bicara pada Anak, Dokter Anak: Cek Buku KIA Rutin, (Foto: Freepik)
JAKARTA – Keterlambatan bicara atau speech delay pada anak bisa menjadi masalah serius apabila tidak ditangani sejak dini. Salah satu penanganan yang kerap dilakukan adalah terapi wicara.
Untuk mengetahui kapan waktu yang tepat anak perlu menjalani terapi wicara, orangtua perlu melakukan pengecekan perkembangan secara rutin.
Hal ini disampaikan oleh DR. Dr. Bernie Erdyarni Medise, SpA, Subsp. TKPS (K), MPH, dari Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam wawancara eksklusif bersama podcast Herspective yang dikutip pada Minggu (6/7/2025).

Menurut dr. Bernie, setiap anak memiliki tahapan perkembangan yang berbeda-beda, sehingga perlu diperhatikan secara individual. Salah satu alat bantu yang bisa digunakan oleh orangtua adalah Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), atau dikenal sebagai buku catatan kesehatan anak, yang biasanya dibagikan saat kunjungan ke fasilitas kesehatan.
“Di buku KIA sudah ada panduan mengenai kemampuan apa saja yang seharusnya sudah dimiliki anak di usia tertentu. Orangtua sebaiknya melakukan checklist secara berkala. Kalau tidak rutin dicek, sebaiknya bawa anak ke tenaga kesehatan untuk discreening ulang,” jelasnya.
Jika terindikasi ada keterlambatan, anak akan dirujuk ke dokter spesialis anak, khususnya ke konsultan tumbuh kembang untuk diagnosis lebih lanjut. Dari sana, akan ditentukan apakah anak membutuhkan terapi wicara, jenis terapinya, hingga target yang ingin dicapai.
Namun, ia menekankan bahwa durasi terapi sangat bergantung pada kondisi masing-masing anak. Jika keterlambatan hanya pada bahasa ekspresif (kemampuan bicara) tetapi pemahaman anak masih baik, maka terapi bisa berlangsung lebih cepat. Sebaliknya, jika anak mengalami gangguan pemahaman (reseptif) atau memiliki comorbid lain seperti gangguan pendengaran atau autisme, maka proses terapi akan memakan waktu lebih lama.