Jakarta –
Apa arti menfess? Ramai kasus ‘baju bekas impor hasil penyitaan yang dibawa pulang’ membuat admin Twitter @Askrlfess menjadi tersangka. Akun @Askrlfess tentunya tidak asing bagi pengguna Twitter.
Diketahui, @Askrlfess adalah akun mention confession (menfess) dengan pengikut yang cukup banyak di jagat Twitter. Lantas, apa itu menfess? Bagaimana cara seseorang bisa mengirimkan menfess di Twitter? Berikut penjelasannya.
Dilansir situs Urban Dictionary, menfess adalah singkatan dari ‘mention’ dan ‘confess’ yang artinya ‘menyebut’ dan ‘mengungkapkan’.
Menfess dalam Twitter biasanya digunakan untukcurhat, mengoceh, hingga mengungkapkan suatu hal tanpa diketahui identitas pengirimnya. Singkatnya, menfess adalah pesan yang terkirim melalui cuitan Twitter dengan pengirim bersifat ‘anonim’.
Ramai kasus ‘baju bekas impor hasil penyitaan yang dibawa pulang’ membuat admin akun Twitter menfess @Askrlfess menjadi tersangka. Lalu, apa arti menfess? (Foto: AP/Gregory Bull)
|
Apa Isi Menfess?
Biasanya, menfess dilakukan oleh seseorang yang ingin menitipkan pesan ke akun-akun fanbase atau forum di Twitter. Pesan menfess umumnya berisi curhatan pribadi yang tidak ditujukan kepada siapa pun. Identitas pengirim menfess bersifat rahasia, sehingga mereka bisa bebas mencurahkan isi hati mereka di forum Twitter.
Bagaimana Cara Mengirim Menfess?
Dikutip dari laman Center for Digital Society (CFDS) Fisipol UGM, para pengguna Twitter dapat mengirimkan pesan menfess melaluidirect message(DM) yang nantinya akan terunggah melalui cuitan Twitter secara otomatis dan anonim. Setelah terkirim, nantinya berbagai pengguna Twitter lainnya bisa menanggapi cuitan tersebut.
Apakah Menfess Benar-benar Anonim?
Sekilas, pengirim menfess terlihat benar-benar anonim atau tidak diketahui. Namun, menurut laman Center for Digital Society (CFDS) Fisipol UGM, staf Twitter dapat mengetahui isi DM untuk mengirim menfess beserta siapa pengirimnya.
Internet sebagai ruang luas yang terhubung memiliki ragam cara untuk mengungkap upaya seseorang menjadi anonim.Nama dan kata-kata dapat dengan mudah dicari untuk detail lebih lanjut, terutama jika dikumpulkan menggunakan pengumpul tweet yang canggih. Hal itu dapat mengungkap anonim dibalik pengirim menfess.
Meskipun demikian, tanggapan di atas masih diperdebatkan. Hingga saat ini, masih banyak pengirim menfess yang terjaga keanonimannya atau tidak diketahui secara pasti identitasnya.
Cara Menjaga Keamanan Identitas di Twitter
Internet, termasuk Twitter memiliki dampak baik dan buruk bagi setiap penggunanya di seluruh dunia. Salah satu risiko pengguna Twitter adalah terkait keamanan identitas pemilik akun.
Ada tiga solusi yang ditawarkan untuk tetap menjaga kerahasiaan di media sosial, khususnya di Twitter, yaitu:
- Pertama, jangan tergoda untuk DM akun menfess, karena disinilah kata-kata Anda, berdasarkan akun Anda, akan ‘diungkapkan kembali’ atau ‘diakui kembali.’
- Kedua, jika Anda menggunakan akun anonim (alter account), jangan menyebutkan ciri-ciri dan identitas Anda.Hal yang disebutkan di atas sangat penting untuk menjauh dari penguntit.
- Ketiga, jangan mengirimkan gambar yang bisa menjadi bukti kuat untuk memperjelas identitas seseorang.
Kasus Menfess @Askrlfess
Kasus akun Twitter menfess @Askrlfess merupakan kasus terkait ‘baju bekas dibawa pulang’. Ada tiga orang yang ditangkap polisi, salah satunya adalah pengelola atau admin akun @Askrlfess.
Postingan itu bermula dari perempuan berinisial AM (21) yang tinggal di Gunung Guruh, Sukabumi, Jawa Barat. AM mendapatkan foto itu dari pemberitaan saat rilis Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya beberapa hari lalu. Hal ini disampaikan Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis, Kamis (6/4) kemarin.
Seperti yang diketahui, AM menuliskan status dengan foto barang bukti baju bekas yang disita yang menyinggung kepolisian. Status yang dituliskan oleh AM berupa:
“Ngakak banget punya kakak, katanya ga usah beli baju lebaran. Di kantor banyak barang-barang sitaan nanti dibawa pulang, resiko punya kakak kerja di Dirkrimsus ya gini.”
AM mengaku mengunggah hal tersebut untuk candaan semata. Tak ada tendensi untuk disebarkan di media sosial.
AM yang merupakan perempuan di Sukabumi itu mengirimkan kontennya ke EW (29), pria di Balikpapan. Kemudian, EW memberikan pesan itu ke IAS (26), pria di Salatika pemilik akun Twitter @Askrlfess.
Kemudian, IAS selaku admin @Askrlfess mengunggah konten itu. Polisi menilai mereka tidak suka polisi. Kemudian, mereka dicokok. Mereka disangka melanggar pasal UU ITE dan UU tentang Peraturan Hukum Pidana.
(kny/dnu)