Jakarta –
Viral di media sosial video dengan narasi Ketua RT 011 RW 03 Pluit, Riang Prasetya, dipersekusi oleh warga. Warga membantah adanya persekusi itu dan menyebutkan itu adalah video tahun 2019.
Riang belakangan ini menjadi salah satu RT yang menyuarakan ruko yang memakan jalan di Muara Karang Pluit, Jakarta Utara. Dalam video tersebut tampak Riang yang mengenakan jas dan celana hitam didorong menggunakan dada sejumlah pria yang memiliki tubuh lebih besar darinya.
Johanna Aliandoe, RT 005, RW 06, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara (Jakut) buka suara mengenai video viral itu. Dia menyebut peristiwa dalam video itu terjadi di wilayahnya di perumahan Pluit Putri tahun 2019.
“Terkait video yang viral tersebut, ada beberapa hal yang ingin kami luruskan. Saya Ketua RT 005, RW 06, Kelurahan Pluit. Fasum fasos yang disengketakan dan melibatkan Pak Riang Prasetya itu ada dalam wilayah RT saya,” kata Johanna kepada wartawan, Senin (29/5/2023).
Johanna menyebut peristiwa terjadi pada tahun 2019. Dia menegaskan video dengan narasi persekusi itu tidak ada kaitannya dengan ruko yang memakan badan jalan di Muara Karang, Pluit yang saat ini tengah berpolemik.
“Kejadian tersebut terjadi di lingkungan Perumahan Pluit Putri tahun 2019 lalu. Tidak ada sangkut-pautnya sama sekali dengan kejadian pembongkaran ruko yang ramai di Muara Karang Pluit beberapa hari ini,” tutur dia.
Johanna mengatakan tidak ada persekusi seperti yang dinarasikan dalam video itu. Dia pun menyesalkan narasi video itu.
“Kami menyesalkan narasi yang menyebutkan bahwa warga mempersekusi Pak Riang. Karena kejadian tersebut sama sekali tidak ada,” jelasnya.
Johanna menyebut video itu terjadi saat warga mempertahankan ruang terbuka hijau. Warga kala itu menolak pembangunan sekolah swasta di atas ruang terbuka hijau di Pluit Putri tersebut.
Sementara, Johanna menyebut Riang kala itu mengaku sebagai pengawas proyek pembangunan sekolah. Menurutnya warga kala itu mempertahankan agar tidak ada pembangunan sekolah di ruang terbuka hijau itu.
“Yang terjadi justru sebaliknya. Pak Riang yang mengaku sebagai pengawas proyek itu yang selama beberapa hari melakukan intimidasi warga perumahan yang menolak pembangunan sekolah swasta di atas tanah Fasum dan Fasos, di lingkungan perumahan yang selama ini berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, sarana olahraga terbuka dan resapan air,” kata Johanna.
Johanna menyebut bangunan sekolah di lokasi tersebut sudah rampung. Dia mendengar kabar sekolah swasta itu akan beroperasi Juli 2023.
“Bangunan sudah jadi, katanya akan beroperasi bulan Juli 2023 mendatang,” tutur dia.
Penjelasan Riang Prasetya soal Video Viral
Ketua RT 011, RW 03 Pluit, Riang Prasetya sebelumnya telah menanggapi video viral tersebut. Dia mengatakan video itu adalah video lama.
“Itu kejadian lama. Video ini bukan permasalahan penyerobotan area saluran air dan bahu jalan, tapi saya mempertahankan tanah negara yang ingin dikuasai oleh warga Pluit,” kata Riang saat dimintai konfirmasi.
“Saat itu warga di lingkungan Pluit Putri melakukan perlawanan dengan mengajukan gugatan di PTUN dan gugatan perdata, lalu warga Pluit mengajukan gugatan kepada pengguna lahan dan semua gugatan dimenangkan oleh pihak pengguna lahan,” tambahnya.
Riang menduga video itu diviralkan lantaran masih ada pihak yang masih belum legawa dalam kasus tersebut. Namun dia menegaskan perkara itu sudah selesai.
“Baik gugatan di PTUN maupun gugatan perdata. Mungkin ada yang masih sakit hati. Dalam perkara ini jelas-jelas warga pluit Putri yang sewenang-wenang mau menguasai lahan milik negara. Lalu siapa yang salah. Perkara ini sudah selesai,” katanya.
“Hampir sama kasusnya sama, lahan negara yang ingin dikuasai oleh warga Pluit, hanya beda lokasi. Dan saya selalu memperjuangkan atas lahan negara dan prasarana umum,” tambahnya.
(lir/dhn)