Jakarta –
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno menyoroti ide dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim soal pembentukan platform Marketplace Guru atau lokapasar untuk penyelesaian masalah pendidikan di Indonesia. Eddy mengatakan bahwa ide tersebut kurang tepat untuk dilakukan saat ini.
Eddy menilai platform tersebut juga tidak bisa memastikan soal kualitas guru. Dia menyebut Nadiem seharusnya menyelesaikan masalah yang ada, seperti soal ketimpangan kesejahteraan.
“Kebijakan Marketplace Guru ini sepertinya diusahakan sebagai solusi cepat untuk melakukan distribusi dan rekrutmen guru kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan. Sebuah upaya mempertemukan demand dan supply secara cepat dengan distribusi yang luas serta kesejahteraan yang layak,” kata Eddy kepada wartawan, Rabu (7/6/2023).
“Masalahnya kemudian, kebijakan untuk peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan guru tidak bisa sekedar mengikuti mekanisme pasar supply dan demand. Ada masalah ketimpangan kesejahteraan yang harus diatasi. Belum lagi masalah kualitas pendidikan yang belum merata antar sekolah di wilayah satu dengan wilayah lainnya. Ada juga masalah puluhan ribu Guru Honorer yang saat ini gajinya sangat rendah dan belum juga mendapatkan kepastian nasibnya apakah akan diangkat menjadi ASN?” tambahnya.
Sekjen PAN itu mempertanyakan soal ide Nadiem ini. Dia mengatakan kualitas guru tentunya akan menentukan kualitas pendidikan bangsa.
“Jadi pertanyaan yang tepat justru adalah apakah Marketplace Guru bisa menyelesaikan masalah kebijakan Guru secara komprehensif? atau justru menjadi mencari jalan cepat tapi meninggalkan banyak masalah yang tidak terselesaikan? Saya kira ini yang harus dijawab oleh Menteri Nadiem,” ujarnya.
“PAN memberikan perhatian khusus pada peningkatan kualitas dan kesejahteran Guru. Karena PAN yakin kebijakan terhadap Guru akan menentukan kualitas pendidikan kita. Semakin berkualitas SDM Guru, semakin baik pendidikan kita,” sambungnya.
Lebih lanjut, Eddy mengatakan kebijakan dalam permasalahan ini seharusnya dilakukan dengan berkepanjangan. Dia menyebut kebijakan pendidikan dan guru terus berubah seiring bergantinya pemerintahan sehingga tidak jelas arahnya.
“Karena itu PAN berharap Menteri Nadiem tidak terjebak pada kesalahan yang sama dan mempersiapkan desain peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru secara berkelanjutan,” katanya.
Rencana Nadiem Ciptakan Marketplace Guru
Nadiem menyampaikan bahwa Kemendikbud telah berdiskusi dengan empat kementerian yakni Kemendikbudristek, Kemenkeu, Kemendagri dan Kemenpan-RB dalam membuat solusi atas ketiga permasalahan tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan pembuatan marketplace untuk guru.
“Marketplace untuk talent guru, di mana akan ada suatu tempat di mana semua guru-guru yang boleh mengajar masuk ke dalam sebuah data base yang bisa diakses oleh semua sekolah yang ada di Indonesia,” terang Nadiem dalam Raker Komisi X DPR RI bersama Mendikbud RI di YouTube Komisi X DPR RI Channel dikutip Senin (29/5/2023).
Dengan marketplace ini, Nadiem mengatakan setiap sekolah nantinya bisa mencari siapa saja yang bisa menjadi guru dan siapa saja guru yang bisa diundang sesuai dengan kebutuhan.
Marketplace guru nantinya akan berisikan guru honorer yang lulus seleksi, lulusan PPG pra jabatan, dan calon guru ASN.
(azh/azh)