Tunis –
Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, membuka Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika (PPIDK Timtengka). Zuhairi bicara soal implementasi Pancasila.
“Moderasi dalam beragama adalah sesungguhnya implementasi dari Pancasila yang kita yakini sebagai falsafah ideologi negara kebangsaan. Maka oleh karena itu, seluruh mahasiswa Timur Tengah harus menyelami pikiran Pancasila,” ujar Zuhairi dalam sambutannya dalam acara yang digelar di Tunis, Tunisia, Senin (17/7/2023).
Simposium PPIDK Timtengka 2023 ini mengusung tema ‘Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah’. Simposium digelar di Tunisia dan dihadiri perwakilan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika baik secara langsung maupun virtual.
Zuhairi mengingatkan mahasiswa RI di Timur Tengah dan Afrika harus menyelami pikiran Pancasila. Dia juga meminta agar Pancasila dijadikan detak nadi seluruh mahasiswa.
“Pancasila harus menjadi detak nadi dan detak hati semua mahasiswa di Timur Tengah. Kenapa? Karena Pancasila di Indonesia itu sudah menjadi laku hidup kayak Buya Syafi’i, menjadi identitas dan karakter Indonesia,” tuturnya.
Zuhairi meyakini jika mahasiswa berhasil memahami Pancasila, maka akan menjadi orang sukses selayaknya Proklamator Sukarno atau Bung Karno. Dia mengingatkan mahasiswa bisa menghadapi banyak benturan dengan gelombang besar jika gagal memahami Pancasila.
“Pancasila harus dipahami benar oleh mahasiswa Indonesia. Kalau kalian bisa memahami Pancasila seperti Bung Karno kalian akan berhasil di Indonesia. Sebaliknya kalau kalian akan gagal memahami Pancasila 1 Juni kalian akan berbenturan dengan gelombang besar arus besar Indonesia,” ujar Zuhairi.
“Ketika saya bicara Pancasila di Tunisia, di media-media Tunisia, di depan para ulama-ulama, mereka mengatakan Pancasila adalah solusi, karena menjembati dan Pancasila mejadi instrumen, bahwa Pancasila adalah moderasinya beragama,” sambungnya.
Zuhairi mengatakan pemerintah melalui Kedutaan Besar RI di Tunisia akan terus membantu dan merangkul mahasiswa Indonesia di sana. Dia juga berkelar bahwa dirinya selalu terbuka setiap saat sehingga mahasiswa bisa datang kapan saja untuk meminta duit.
“Saya menggarisbawahi perlunya kehadiran negara dalam aspek kehidupan, maka dalam pemerintahan Presiden Jokowi ada satu klausul masalah rakyat adalah masalah kita. Apa yang menjadi mimpi dan cita-cita rakyat adalah cita-cita kita. Maka saya sebagai Duta Besar selama 1,5 tahun ini kepada mahasiswa, pintu saya terbuka untuk mahasiswa Indonesia di Tunisia, mereka bisa kapan saja dan mereka bisa datang minta duit kapan saja,” ujarnya.
(dwia/haf)