Jakarta –
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Hartanto mengatakan cuaca di wilayah Banten sudah mulai panas dan kering. Hartanto pun mengimbau warga untuk waspada terjadinya kebakaran.
“Nah hari ini kemarin dua hari kita melihat bahwa kelembaban udara di wilayah sekitar Banten itu sudah mulai turun. Kemarin kita mencatat sudah di bawah 40%, artinya kondisi cuaca yang sebelumnya ada hujan beberapa hari ternyata sekarang sudah mulai kering lagi, kelembaban sudah sangat rendah artinya panas yang terjadi adalah sudah panas kering. Apa yang perlu diantisipasi? Yang perlu diantisipasi hati-hati kebakaran,” kata Hartanto dalam seminar Hari Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ke-76: Informasi Cuaca, Iklim, Gempabumi, dan Tsunami Ramah Disabilitas, yang digelar secara virtual, Kamis (20/7/2023).
Hartanto mengatakan akhir-akhir ini kebakaran sudah marak terjadi di wilayah Banten. Karena itu, warga dimintanya untuk berhati-hati terhadap penurunan suhu di Banten. Sebab, kondisi tersebut bisa memperparah terjadinya kebakaran, baik di hutan maupun permukiman.
“Kemarin kita melihat ada kebakaran-kebakaran sudah mulai sudah mulai terjadi dan itu adalah harus hati-hati terhadap pada saat kondisi panas sudah mulai meningkat, kelembaban sudah mulai menurun, angin sudah mulai kencang, hati-hati terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan dan juga pemukiman. Kebakaran hutan dan lahan di Banten masih sedikit ya Pak masih sedikit, masih sedikit Pak kebakaran hutan dan lahan, tapi potensi kebakaran di pemukiman itu tidak kalah, tidak kalah pentingnya untuk sama-sama kita perhatikan,” tuturnya.
“Dalam kurun waktu 23 hari terakhir kelembaban sudah mulai menurun artinya bahwa peluang untuk terjadinya terjadinya hujan sudah mulai melemah, suhu udara sudah mulai panas, angin sudah mulai kencang, hati-hati penggunaan api terutama di pemukiman, sehingga kita dapat mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran. Kondisi cuaca bukan penyebab kebakaran tetapi kondisi cuaca dapat memperparah jika ada penggunaan api yang tidak terkontrol,” imbuh Hartanto.
Nah masuk pada bulan setengah bulan setengah tahun berikutnya waspada juga potensi hujan puting beliung dan sebagainya dan seterusnya sampai dengan akhir tahun ini adalah potensi-potensi yang terjadi bencana hidrometer lagi di sepanjang tahun.
Potensi Bencana di Banten
Hartanto juga mengungkap potensi-potensi bencana di Banten sepanjang tahun ini. Dia mengatakan, di bulan Desember-Februari, wilayah tersebut berpotensi mengalami banjir hingga tanah longsor.
“Nanti masuk pada bulan-bulan Mei, Maret, April, Mei ada lagi bencana potensi angin puting beliung, angin kencang dan juga potensi hujan es masih terjadi lagi masuk ke 3 bulan berikutnya Juni, Juli, Agustus muncul lagi di mana potensi kekeringan muncul,” kata dia.
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banten Asep Mulya Hidayat. Asep mengatakan setidaknya ada 14 potensi bencana di Banten. Apa saja?
1. Banjir
2. Banjir Bandang
3. COVID-19
4. Cuaca Ekstrem
5. Epidemi Wabah Penyakit
6. Gelombang Ekstrem dan Abrasi
7. Gempa Bumi
8. Kebakaran Hutan dan Lahan
9. Kegagalan Teknologi
10. Kekeringan
11. Likuefaksi
12. Tanah Lonsor’
13. Tsunami
14. Letusan Gunung Api Karang dan Gunung Pulosari
(mae/dhn)