Tangerang Selatan –
Situs pemantau kualitas udara IQAir menunjukkan tingkat polusi di Tangerang Selatan (Tangsel) dalam kondisi tidak sehat dengan kandungan polutan PM 2,5 mencapai 17,6 kali standar WHO. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan, Wahyunoto Lukman, pun menyoroti soal data itu.
“Ya aplikasinya pertama, kita tidak tahu persis ya dan apalagi alat yang digunakan. Tapi kalau saya ikuti informasi bahwasanya dari alat yang mereka gunakan itu hanya mengukur ukuran partikel di udara,” ujar Wahyunoto kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).
Wahyu mengatakan kualitas udara di suatu wilayah harus dinilai dengan metodologi hingga sampel yang jelas. Dia mengatakan partikel yang ada di dalam udara juga harus diteliti agar mengetahui apa saja kandungannya.
“Tetapi kita kalau menyimpulkan keadaan udara di suatu wilayah, itu harus ada metodologi, sampel udara yang diambil, kalau untuk wilayah Tangsel ada di tujuh kecamatan, 54 kelurahan, seperti apa dia metode samplingnya, atas udara yang diuji,” jelasnya.
“Yang kedua tentu partikel yang di udara itu unsurnya kan berbagai macam, berbagai jenis, dan pasti kalau alat yang digunakan partikular meter itu tidak bisa mengetahui unsur apa dalam partikel yang diukur tersebut,” sambungnya.
Wahyu mengatakan pihaknya memiliki alat untuk mengukur dan mengetahui unsur dalam partikel yang ada di udara. Dia mengatakan informasi dari aplikasi pemantau udara harus dicermati, terutama motifnya.
“Yang perlu dicek lebih lanjut kandungan dari partikel itu, kalau kami di Dinas LH Tangsel, mempunyai alat yang juga mampu mengukur atau mengetahui unsur di dalam partikel yang ada,” ujarnya.
“Makanya kalau ada aplikasi-aplikasi informasi kita harus cermati, apa motifnya mereka, jangan hanya mendapat profit atau mencari keuntungan dari aplikasi yang dipasarkan. Atau alat yang dipasarkan,” tambahnya.
DLH Sebut Kualitas Udara Tangsel Aman
Wahyunoto sebelumnya juga membantah data sejumlah situs pemantau kualitas udara yang menyebutkan kualitas udara di Tangsel berbahaya untuk dihirup. Sejauh ini, kualitas udara di Tangsel layak untuk dihirup.
“Sampai dengan data yang kemarin keadaannya (kualitas udara) sedang. Sangat layak untuk makhluk hidup, manusia, hewan, tumbuhan-tumbuhan dan lain-lain. Jadi, ya kita sehari-hari kita rasakan,” ujar Wahyunoto, Jumat (11/8).
Wahyunoto mengatakan DLH Tangsel punya alat sendiri untuk mengukur kualitas udara di Tangsel. Dari alat ukur itu, kualitas udara di Tangsel layak untuk dihirup.
“Alhamdulillah (kualitas udara) aman. Tapi kalau ukuran partikel udara yang ada di udara, ada dinamikanya kadang padat, ukuran besar, karena iya kan kita kan lagi kemarau, ya, kemarau panjang,” kata dia.
(haf/haf)