Jakarta –
Aksi bela Palestina dilakukan di kawasan Monas, Jakarta Pusat pagi ini. Massa dari berbagai daerah mulai merapat untuk mengikuti jalannya aksi.
Pantauan detikcom, Minggu (5/11/2023) pukul 05.55 WIB massa yang datang didominasi mengenakan pakaian berwarna hitam dan putih. Terlihat mereka membawa atribut bertemakan negara Palestina.
Bendera negara Palestina tampak terbentang di mana-mana. Poster bertuliskan ‘stop genocide’, ‘We Stand for Palestina’ dan seruan menghentikan perang dan kemerdekaan Palestina dibawa oleh massa yang merapat. Salawat asyghil juga terdengar dikumandangkan massa massa.
Di area dalam Monas, disediakan juga booth kesehatan hingga makan gratis untuk peserta aksi. Hingga kini massa masih terus berdatangan merapat ke area Monas.
Wahyu (43) warga Bintaro sengaja memboyong keluarganya untuk turut hadir dan ikut serta dalam aksi yang ada. Dia menyebut, aksi ini penting dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan kemerdekaan Palestina.
“Saya bareng keluarga datang ke sini dari pagi. Kita tidak bisa berbuat banyak untuk saudara kita yang ada di sana. Mungkin aksi ini jadi hal kecil yang bisa dilakukan,” kata Wahyu di lokasi.
Dia berharap peperangan di antara Palestina dan Israel bisa segera berakhir. “Korban terus berjatuhan, saudara-saudara kesusahan di sana. Semoga segera berakhir dan merdeka,” ujarnya.
Tuntutan Aksi Bela Palestina
Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Aksi Bela Palestina di Monumen Nasional (Monas) pada 5 November nanti. MUI menyatakan aksi ini untuk menunjukkan sikap Indonesia.
“Masyarakat Indonesia mengutuk terhadap agresi Israel, kemudian kita menginginkan ada perdamaian di Palestina dan dalam waktu dekat gencatan senjata yang kita inginkan,” kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, saat dihubungi, Jumat (3/11).
Dia mengatakan Aksi Bela Palestina digelar sebagai kecaman atas serangan-serangan yang terus dilakukan Israel. Pada aksi tersebut, akan disampaikan sejumlah tuntutan terkait bencana kemanusiaan di Palestina dan Israel.
“Tuntutan paling mendesak ialah hentikan penindasan, penyerangan, dan lakukan gencatan senjata. Itu tuntutan mendesak. Karena banyak masyarakat sipil yang menjadi korban, ada anak-anak, wanita, hingga orang tua,” kata dia.
Per Jumat (3/11), Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan korban tewas mencapai 9.061 orang. Dari jumlah korban tewas itu, sebanyak 3.760 orang di antaranya ialah anak-anak serta 2.326 perempuan. Selain itu, 32.000 orang lainnya terluka.
Pada Aksi Bela Palestina ini akan didorong upaya mengakhiri konflik antara Palestina dan Israel agar tercipta perdamaian.
“Berikutnya, bagaimana bisa menciptakan perdamaian, jangan memperkeruh, ambil inisiatif dari organisasi keagamaan negara-negara terdekat untuk menyelesaikan konflik ini,” kata dia.
Tak cuma orasi dan doa bersama, dalam Aksi Bela Palestina juga akan dilakukan penggalangan bantuan untuk disalurkan kepada korban di Palestina. Cholil mengatakan bantuan yang diterima untuk korban akan disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
“Kemudian memberi bantuan kemanusiaan yang bisa kita berikan, baik atas nama dorongan agama untuk membantu orang lain atau atas dorongan kemanusiaan,” ucap dia.
(wnv/azh)