Bratislava –
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak para pemimpin agama di Indonesia dan Slovakia untuk saling mengunjungi demi memperkuat moderasi dan toleransi beragama. Ma’ruf mengatakan pertukaran tersebut dapat memperkaya pengalaman dan gagasan para pemimpin agama.
“Untuk menguatkan pemahaman budaya dan pemahaman lintas agama, saya mengajak dibentuknya satu platform kerja sama antara Indonesia dan Slovakia, antara lain, berupa pertukaran saling kunjung pemimpin agama Indonesia dan Slovakia. Saya yakin, ada banyak gagasan dan pengalaman yang dapat dibagi antara Indonesia dan Slovakia dalam rangka memperkuat moderasi dan toleransi antara umat manusia di dunia,” kata Ma’ruf dalam dialog lintas agama di Bratislava, Slovakia, Senin (27/11/2023).
Ma’ruf menyerukan agar para pemuka agama di dunia untuk memperkuat kerja sama dalam pencarian solusi damai atas konflik di dunia, termasuk yang bersumber dari agama.
“Dialog lintas pemeluk agama merupakan panggilan penting kemanusiaan, sebagai upaya memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menginginkan hidup damai, aman dan sejahtera, terlepas dari keyakinan dan agamanya,” ujar Ma’ruf.
Selain itu, Ma’ruf mengajak para pemimpin agama untuk memperkuat moderasi dan toleransi. Dia mengatakan moderasi merupakan hal penting dalam mencegah konflik.
“Solusi manajemen moderasi beragama merupakan instrumen penting dalam mencegah konflik, membangun konsensus, dan menjaga persatuan dan kesatuan, sehingga terwujud tatanan dunia yang damai,” ujar dia.
4 Bingkai Pendekatan
Ma’ruf juga memaparkan empat bingkai pendekatan dalam merawat kedamaian dan kerukunan Indonesia. Pertama, bingkai teologis yakni mensosialisasikan teologi kerukunan dan kedamaian pada masing-masing agama yang ada di Indonesia.
“Bingkai politik, yakni penguatan loyalitas kesepakatan nasional (al-mîtsâq al-wathanî), yaitu kepada Pancasila, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur dia.
Selanjutnya, bingkai sosiologi yang berarti revitalisasi kearifan lokal yang mendukung kehidupan yang damai dan rukun. Ma’ruf menyebut berbagai daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal untuk menyelesaikan pertikaian dan konflik.
“Bingkai yuridis, yakni penguatan regulasi tentang kehidupan bangsa secara rukun dan damai, serta penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang melakukan pelanggaran,” imbuhnya.
(knv/fas)