Jakarta –
Siklon tropis sering kali terjadi di sekitar wilayah Indonesia. Keberadaan siklon tropis ini memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Lantas, apa penyebab siklon tropis dan bagaimana itu dapat terjadi di sekitar wilayah Indonesia?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Meski menurut klimatologinya, wilayah Indonesia terletak di sekitar garis katulistiwa yang tidak dilalui oleh lintasan siklon tropis, namun banyak siklon tropis yang terjadi di sekitar wilayah Indonesia.
Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot atau sekitar 64 km/jam pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya 6 jam.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penyebab siklon tropis adalah karena panas matahari membawa tekanan udara yang lebih rendah dan sangat rendah di beberapa wilayah. Tekanan udara yang sangat rendah ini menyebabkan aliran udara masuk ke wilayah tekanan rendah. Namun sepanjang perjalanannya bisa mengalami gangguan sehingga bisa muncul semacam pusaran yang bisa menjadi bibit siklon tropis.
Dikutip dari analisis BMKG, siklon tropis tumbuh di perairan di sekitar daerah tropis, terutama yang memiliki suhu muka laut yang hangat. Proses terbentuknya siklon tropis terjadi pada kondisi-kondisi dengan persyaratan tertentu, di antaranya yaitu:
- Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5° C hingga ke kedalaman 60 meter
- Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis.
- Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
- Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari khatulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator.
- Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin.
- Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.
Dikutip dari laporan BNPB, letak wilayah Indonesia yang berada di khatulistiwa atau ekuator tidak memungkinkan siklon tropis untuk dapat tumbuh di wilayah Indonesia. Akan tetapi dampak yang ditimbulkan oleh siklon tropis terhadap wilayah Indonesia cukup nyata, terutama di wilayah-wilayah yang dekat dengan daerah pertumbuhan siklon tropis.
Adapun daerah pertumbuhan siklon tropis dapat dibagi menjadi 7 wilayah. Daerah ini mencakup wilayah lautan di seluruh dunia (merujuk pada data BMKG), yaitu:
- Atlantik Utara: Samudra Atlantik Utara, Laut Karibia dan Teluk Meksiko
- Pasifik Timur Laut: Amerika Utara hingga 180° BT
- Pasifik Barat Laut: Sebelah Barat 180° BT, termasuk Laut Cina Selatan
- Hindia Utara: Teluk Benggala dan Laut Arab
- Hindia Selatan: Samudra Hindia Selatan sebelah Barat 100° BT
- Hindia Tenggara/Australia: Bumi Belahan Selatan 100 – 142° BT
- Pasifik Barat Daya/Australia: Bumi Belahan Selatan sebelah Timur 142° BT.
Kemudian, terkait dampak yang ditimbulkan dari siklon tropis di Indonesia adalah dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah-wilayah yang berada di sekitar daerah pertumbuhan siklon tropis. Berikut dampak-dampaknya:
- Dampak langsung siklon tropis: dapat berupa gelombang tinggi, gelombang badai atau storm surge yang berupa naiknya tinggi muka laut seperti air pasang tinggi yang datang tiba-tiba, hujan deras serta angin kencang.
- Dampak tidak langsung: dapat berupa terbentuknya daerah pumpunan angin, daerah belokan angin, daerah defisit kelembaban.
(wia/imk)