Jakarta –
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan penebangan hutan atau deforestasi pada 2022 terjadi di wilayah seluas 104.032 hektare. Namun, menurutnya, angka itu turun 8,4 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan KLHK Belinda A Margono mengatakan angka 104.032 hektare itu adalah deforestasi neto, yaitu selisih dari deforestasi bruto, yaitu 119.449 hektare dan reforestasi seluas 15.416 hektare. Sayangnya, Belinda tidak menyebutkan data di tahun sebelumnya sebagai perbandingan tetapi dia menyampaikan bila data utuh akan dirilis melalui situs resmi KLHK.
“Angka tahun kemarin dan tahun sekarang, deforestasi ada penurunan 8,4 persen,” ucap Belinda dalam konferensi pers secara virtual, Senin (26/6/2023).
Untuk wilayahnya, Belinda menyebut Kalimantan Tengah jadi yang paling banyak mengalami deforestasi, diikuti Kalimantan Timur. Hitungan lengkapnya disebut Belinda akan ditampilkan di situs KLHK.
“Pertama ada di Kalimantan Tengah. Kemudian, Kalimantan Timur, Riau, ada yang kita catat,” ucapnya.
“Hasil perhitungan akan tersedia secara online. Kita akan sajikan setiap provinsi. Kita akan sediakan secara online urutan deforestasi itu,” imbuh Belinda.
Di sisi lain Belinda menegaskan wilayah hutan di Indonesia saat ini sekitar 96 juta hektare atau 51,2 persen dari area daratan. Data itu disebut Belinda menegaskan hutan Indonesia tidak habis.
“Tak benar kalau hutan kita sudah habis, masih 51,2 persen area daratan kita berhutan,” ucap Belinda.
Simak Video ‘BNPB Beberkan Strategi Cegah Kebakaran Hutan di Indonesia’:
(aik/dhn)