Jakarta –
Duta Besar (Dubes) RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi melakukan ziarah ke makam Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur. Pada kesempatan tersebut, Zuhairi membersihkan makam dan membacakan yasin.
Pantauan detikcom, Minggu (16/7/2032), Zuhairi didampingi cendekiawan K.H Amad Baso, Hasibullah Satrawi, dan Dr Nur Rofiah. Selain itu, Zuhairi juga bersama perwakilan para mahasiswa Indonesia dari berbagai negara.
Zuhairi terlihat membersihkan rumput liar di sekitar makam. Selanjutnya, Zuhairi memimpin dan membacakan yasin.
Untuk di ketahui, Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur merupakan sosok ulama besar Tunisia.
Zuhairi mengatakan ziarah makam ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan. Selain itu, kegiatan ziarah ini merupakan rangkaian dari kegiatan Simposium Kawasan Perhimpunan Pelajar Indonesia Kawasan Timur Tengah dan Afrika 2023.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi melakukan ziarah ke makam Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur (Dwi Andayani/detikcom)
|
“Kegiatan ziarah ini kegiatan rutin, hari ini spesial karena rangkaian dari kegiatan Simposium,” ujar Zuhairi usai ziarah.
Diplomasi Kebudayaan
Zuhairi lantas menceritakan perjalanan spiritualnya terhadap Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur. Ia mengatakan usai membaca kitab yang ditulis Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur dirinya optimis terkait masa depan hingga akhirnya dirinya menjadi Duta Besar RI di Tunisia.
“Gara-gara buku ini saya optimis saya akan sukses di masa depan, tahun 98, kitab yang pertama. Dan kitab beliau ini memang member,” kata Zuhairi.
Dia menuturkan usai ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Dubes, ia lantas melakukan ziarah dan membersihkan makam. Ziarah ini lah lantas dijadikan rutinitas hingga saat ini.
“Hari ke dua saya langsung ziarah ke sini. Kemudian ini saya minta jadi kegiatan supaya ziarah intelektual dan spiritualnya dapat. Alhamdulillah ini istiqomah sampai sekarang,” tuturnya.
Ia mengatakan sebelumnya, di Tunisia tidak ada ziarah kubur. Ziarah kubur yang dilakukan lantas viral hingga membuat para diplomat bingung.
“Dulu tidak seperti ini, tidak ada tempat karena tidak ada tradisi ziarah di sini. Saya mulai karena ini kotor, saya panggil ketua PCI untuk bersih-bersih, setiap bulan begitu. Ketika yang pertemuan kedua ada yang mengambil fotonya dan itu viral se-Tunis menjadi perbincangan ziarah saya itu,” ujarnya.
“Tapi para diplomat pada pusing, kok ada diplomasi kuburan. Itu salah pak dubes nggak boleh. Ya saya bilang saya punya diplomasi kebudayaan, dari situ jadi perbincangan, Indonesia di kenal,” sambungnya.
Diplomasi kebudayaan ini lah yang membuat banyak perubahan terhadap Indonesia di Tunisia. Salah satunya yaitu kebijakan bebas visa yang berlaku sejak 1 Juli 2023 dan kenaikan ekspor.
“Naik sekitar 100 juta US Dollar. Saat ini menjadi 250 juta US Dollar. Ekspor Indonesia ke Tunisia, kelapa sawit, forniture, tekstil, bahan kimia hingga kayu gaharu,” tuturnya.
(dwia/azh)