Pendorong utamanya adalah ekspektasi yang membara terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dan kejatuhan Dolar AS.
Spekulasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember kini melonjak hingga 87 persen, menyusul data ekonomi AS yang lesu dan serangkaian pernyataan yang cenderung dovish dari pejabat The Fed. Suku bunga yang lebih rendah secara historis sangat menguntungkan aset non-yield seperti logam kuning ini.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot naik 0,3 persen menjadi 4.241,27 Dolar AS per ons, menyentuh puncak yang belum pernah dicapai sejak 21 Oktober. Sementara itu, Dolar AS terjerembab ke posisi terendah dua pekan, membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang asing, sebuah faktor kunci yang menopang kenaikan ini.
Pergerakan paling spektakuler terjadi pada perak, yang melonjak tajam hingga 3,8 persen mencapai 58,57 Dolar AS per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah di 58,83 Dolar AS. Logam putih ini telah meroket lebih dari 100 persen sepanjang tahun ini, menjadikannya salah satu bintang di pasar komoditas.
Investor kini menantikan serangkaian data ekonomi krusial Amerika pekan ini, termasuk Data Ketenagakerjaan ADP yang akan dirilis Rabu, serta Indeks Belanja Konsumsi Pribadi (PCE), indikator inflasi favorit The Fed yang akan muncul pada Jumat.

