Jakarta –
Empat pengurus RW di Agung, Jakarta Selatan, meminta agar ada penerapan contraflow karena banyaknya pemotor yang lawan arah. Ketua RW 8 Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Taufik Iman Santoso, mengatakan pemotor yang melawan arah kebanyakan adalah para pekerja.
“Istilahnya lawan arah berjemaah, dari jam 05.00 WIB sampai jam sekolah anak masuk, betapa crowded-nya. Kebanyakan orang yang pergi kantor,” ujar Taufik ditemui di rumahnya, Sabtu (2/9/2023).
Di lingkungan sekitar sini, telah terjadi kecelakaan yang menimpa sejumlah pemotor lawan arah pada bulan lalu. Taufik mengatakan warga sekitar jarang sekali ada yang melawan arah. Warga sekitar akan memilih melalui jalan-jalan kecil dibandingkan melawan arus.
“Kalau kita (warga) sih tahu jalan belakang, jalan tikus. Ya bagi mereka warga lain kan nggak tahu. Warga sini sih tahu,” ungkapnya.
Selain itu, pemotor yang lawan arah biasanya adalah orang tua yang mengantarkan anaknya sekolah. Mereka juga kebanyakan bukan warga sekitar Lenteng Agung.
“Kalau yang lawan arah itu kan namanya sekolah ya, walaupun ada sistem zonasi ya, tapi kan persentasenya cuma sekian. Sisanya banyak dari daerah lain. Entah dari Srengseng Sawah, dari Depok, atau dari Kelapa Dua, yang menyekolahkan anaknya di sini,” ucap dia.
“Ya mereka kan kalau terbatas waktunya kan mau muter di Patal Kuda Lenteng Agung, jalan yang arah Pasar Minggu macet, kan nggak kekejar,” tambahnya.
Sejumlah pemotor masih nekat lawan arah di Lenteng Agung di jam pulang kerja, Rabu (23/8/2023) malam ini. (Devi Puspitasari/detikcom)
|
Ajukan Surat Minta Contraflow
Sebelumnya, empat pengurus RW di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, mengirim surat ke Sudinhub Jaksel. Mereka meminta penerapan contraflow di lokasi kecelakaan truk dengan pemotor lawan arah.
“Ya memang benar ada empat RW di Kelurahan Lenteng Agung (RW 7, 8, 9, 10) yang mengajukan contraflow di jalan LA (Lenteng Agung) Timur Lama,” ujar Kepala Suku Dinas Perhubungan (Kasudinhub) Jaksel, Bernard Octavianus Pasaribu, ketika dimintai konfirmasi, Sabtu (2/9).
Bernard mengatakan empat RW itu beralasan banyak motor melawan arah, terutama saat pagi hari. Pihaknya kini tengah melakukan pengajian usulan tersebut dengan sejumlah pihak terkait.
“Karena banyaknya pengendara roda dua yang melawan arah, khususnya di pagi hari. (Pengajuan) bersamaan dalam satu surat karena ada forum RW-nya,” kata dia.
Seperti diketahui, kecelakaan di Lenteng Agung melibatkan truk dan tujuh motor terjadi pada 22 Agustus lalu. Lima orang pemotor yang melawan arah terluka akibat kecelakaan tersebut.
Polisi menegaskan peristiwa itu terjadi karena para pemotor melawan arah. Polisi sedang mencari para pemotor itu untuk dimintai pertanggungjawaban.
(dnu/dnu)