Jakarta –
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengusulkan pembangunan pulau baru sebagai lokasi pengolahan sampah akhir bagi wilayah aglomerasi Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI belum mendapat pemberitahuan formal dari Pemprov Jakarta.
“Memang sudah dibicarakan ya dengan kami tapi secara informal. Tapi kami belum dengar rencana besarnya bagaimana, desainnya dan sebagainya itu kami belum dengar. Pulau sampah saya blm pernah secara formal diberi tahu,” kata Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3, Rosa Vivien Ratnawati, di JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2024).
Rosa mengatakan jika pun ada pulau khusus untuk pengelolaan sampah, KLHK berharap yang dipindahkan hanya sisa limbah dari sampahnya. Ia mengingatkan soal sampah di Jakarta yang per harinya bisa mencapai 8.000 ton.
“Tapi memang kami harapkan kalau memang dibangun seperti itu, itu hanyalah residu nantinya yang akan dibuang ke sana. Karena memang mengingat TPA Bantar Gebang kan sudah hampir penuh dan juga sampah di Jakarta itu kan sekitar 8.000 ton per hari, jadi memang besar,” kata dia.
Kendati demikian, Rosa mengapresiasi langkah yang sudah dilakukan oleh Pemprov DKI dalam menanggulangi sampah. Ia mengatakan pemilik industri di Jakarta juga mesti mengelola sampahnya sendiri.
“Sekarang sepemahaman saya, provinsi DKI itu sudah bagus, dia ada RDF (Refuse Derived Fuel) kemudian bank sampah dan sebagainya dan kawasan misalnya kawasan-kawasan industri, komersial, dan sebagainya, mereka dianjurkan atau diminta untuk mengelola sampah secara mandiri. Jadi nggak lewat truk-truk yang pelat merah itu,” ungkapnya.
Sebelumnya Heru Budi mengusulkan pulau baru untuk mengelola sampah di wilayah aglomerasi Jakarta. Heru memastikan pembangunan pulau baru ini tidak akan mencemari lingkungan perairan sekitarnya.
“Contoh sudah banyak kan ada di negara lain yang sukses tidak cemarkan (lingkungan perairan), ada di Jepang, ada di Korea, Maldives, ada di Singapura, kita tinggal contoh itu,” kata Heru kepada wartawan di Monas, 17 Mei lalu.
Heru mengatakan jumlah sampah akan terus meningkat dan mempengaruhi lingkungan hidup Jakarta, terutama kualitas air bersih. Menurutnya, pembangunan pulau ini adalah solusi untuk keberlangsungan Jakarta sampai 100 tahun mendatang.
“Karena DKI butuh keberlangsungan lingkungan hidup untuk kebutuhan air bersih. Jadi, sekali lagi, nanti pulau itu nanti terbentuk jadi pulau itu pembuangan sampah akhir,” kata Heru.
Simak juga ‘Saat KLHK Gelar Rakornas Bank Sampah ke-8 dan Updating isu PSLB3’:
(dwr/dnu)