Jakarta –
Dokter Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Dany Kurniadi Ramdhani, pengalaman saat bertugas di Gaza, Palestina. Dany menuturkan momen operasi dengan penerangan seadanya yang pernah dijalaninya.
Dany menjadi salah satu dari tujuh relawan MER-C yang tiba di RS Indonesia yang berlokasi di Gaza pada Jumat (9/8). Saat tiba di lokasi ia langsung disambut pasien yang terkena ledakan bom.
“Salah satunya pasien bayi itu meninggal, sekitar 4 orang itu mengalami trauma di kepala, trauma tumpul lainnya. Ada juga sepihan, dan sisanya dalam keadaan panik,” kata Dany kepada wartawan melalui sambungan virtual langsung dari Palestina, Senin (12/8/2024).
Situasi itu lantas membuat Dany dan dokter relawan lainnya semakin terpicu untuk menolong korban. Padahal perlengkapan medis sampai ruangan untuk operasi hanya tersedia seadanya.
Di tengah keterbatasan itu, Dany dan tim medis lainnya tetap melakukan operasi kepada pasien. Mereka menggunakan cahaya dari lampu ponsel sebagai sumber penerangan.
“Rumah sakit ini tetap berfungsi walaupun lampu mati kami datang operasi tetap berjalan dengan disenterin lampu HP (handphone),” jelas Dany.
Kondisi Terkini di RS Indonesia
Dany mengungkapkan kerusakan yang ada di Rumah Sakit Indonesia dibagi dalam dua ketegori. Pertama kerusakan struktur bangunan dan kerusakan perlengkapan medis.
“Pertama, kalau struktur bangunan kerusakan yang terjadi itu tidak terlalu ekspensif, struktur bangunan yang rusak lebih kepada akses jalanan yang rusak dengan buldozer dan banyak juga bangkai-bangkai kendaraan juga berserakan dimana-mana untuk menuju RS. Itu sudah diperbaiki sedikit demi sedikit, tapi banyak pavingblok yg masih berantakan,” kata Dany.
Dia mengatakan kondisi lantai 3 RS Indonesia di Gaza rusak akibat terkena hantaman roket. Lantai bangunan tersebut juga banyak yang terbakar.
“Bekas kebakaran di lantai 3 dan 4 , tapi secara struktur gedung ya secara general sih cukup bagus hanya ada beberapa lobang karena bekas roket,” jelasnya.
(ygs/ygs)