Jakarta –
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunisia menggelar peringatan Nuzulul Quran di Wisma Duta Besar RI. Peringatan ini dihadiri oleh Duta Besar Zuhairi Misrawi dan dua penceramah, Syaikh Shalahuddin al-Mustawi dan Ardi Pramana.
Zuhairi mengatakan bahwa tradisi memperingati malam Nuzulul Qur’an ini merupakan momen untuk menjadikan Al-Quran sebagai momen membangun peradaban. Dia juga mengungkap bahwa tradisi ini diprakarsai oleh Bung Karno.
“Bangsa Indonesia mempunyai modal untuk membangun peradaban adiluhung, karena mempunyai Kitab Suci Al-Quran, yang dapat dijadikan sumber dan modal sosial. Peringatan malam turunnya Al-Quran merupakan tradisi baik khas Indonesia, yang diprakarsai Bung Karno di Istana Merdeka. Bung Karno kerap mengkhatamkan al-Quran di penjara dan pengasingan. Menurut Bung Karno, Al-Quran adalah sumber rasionalitas dan kemajuan peradaban bangsa”, ujar Zuhairi dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/4/2023).
Sementara itu, Syaikh Shalahuddin al-Mustawi dalam ceramahnya menekankan pentingnya menjadikan Al-Quran sebagai energi perubahan dan kerja. Dia menyebut peringatan ini merupakan tradisi yang membangun citra positif di Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia.
“Sama dengan Indonesia, para pendiri bangsa dan ulama Tunisia menjadikan al-Quran sebagai energi perubahan dan kerja bagi kemajuan. Tradisi memperingati malam Nuzulul Quran ini merupakan tradisi yang sangat baik, sehingga Indonesia mempunyai citra positif di dunia Islam dan menjadi fondasi bagi kemajuan Indonesia”, ujar Ketua Dewan Tinggi Islam Tunisia itu.
Pada kesempatan yang sama, Ardi Pramana dalam ceramahnya menyampaikan pentingnya Ramadan menjadi momen untuk meningkatkan iman dan kepedulian sosial.
“Puasa Ramadaan dapat menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan iman dan meningkatkan kepedulian kita pada sesama manusia. Dan itu sebenarnya esensi dari turunnya al-Quran”, ujar Ardi.
Kegiatan Nuzulul Quran ini dimulai dengan buka puasa bersama, ramah-tamah WNI dan santap kuliner Nusantara.
(azh/azh)