Jakarta –
Presiden Joko Widodo tengah menggencarkan penanaman sorgum di dalam negeri, salah satunya di wilayah Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jokowi berharap sorgum dapat menjadi alternatif pangan bagi masyarakat.
Sorgum merupakan sumber bahan pangan yang sejak lama ditanam petani di NTT. Hal itu diakui oleh warga Watukamba, Sumba Timur, Dodi Lulu (52) yang kini kembali memulai bertani sorgum.
“Sorgum bukan hal yang baru bagi kami, kami makan sorgum dari kecil,” katanya kepada wartawan, Rabu (12/4/2023).
Dodi menuturkan, dulu hampir seluruh warga di Sumba Timur menanam sorgum. Sebab sorgum merupakan makanan pokok pada waktu itu. Namun perlahan beralih dan meninggalkan sorgum.
“Karena memang pada saat itu petani menanam sorgum cuma untuk konsumsi (pribadi). Karena kebutuhan ekonomi, sorgum ini gaada pasarnya. Semua beralih ke holtikultura, akhirnya (masyarakat) rame-rame tingalkan sorgum, semuannya ke beras,” ucapnya.
Warga lainnya Agustina Djami (38)mengaku dahulu melihat sorgum persis seperti beras. Dia mengatakan terakhir rutin mengkonsumsi sorgum pada tahun 1994 lalu.
“Sudah jarang sekarang. Anak-anak sudah tidak kenal lagi sama sorgum. Terakhir itu mama,” imbuhnya.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan berbagai produk turunan dari sorgum. Satu diantaranya yakni makanan utama.
“(Sorgum) ini sumber makanan yang punya energi yang sangat baik. Seratnya tinggi, berikutnya gulanya sedikit, terus ungluten dan ini betul-betul bisa mengganti untuk makanan utama kita,” katanya.
Selain sebagai makanan utama, produk turunan sorgum lainnya seperti tepung hingga mie. Kemudian, kata dia, pohon sorgum dapat diolah menjadi etanol.
“Yang kedua bisa bahan baku substitusi untuk coal untuk (pembangkit listrik tenaga uap) PLTU. Jadi kebijakan nasional kita secara bertahap nanti akan mengurangi penggunaan coal atau batubara di PLTU 10 persen, terus meningkat dan meningkat,” ungkapnya.
Daun sorgum, kata dia, dapat digunakan untuk pakan ternak. Dia menyatakan sorgum memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
“Kalau semuanya ingin jadi pakan ternak, saya sudah diskusi panjang lebar dengan profesor yang khusus menangani pohon lagi untuk menjadi pakan ternak yang namanya selasih itu,” ucapnya.
“Potensi-potensi menuju kesana sangat-sangat luas. Sehingga semua (bagian) dari sorgum itu bermanfaat dan punya nilai ekonomi yang tinggi,” pungkasnya.
Lebih panjut Moeldoko menyatakan pemerintah telah memiliki peta jalan atau roadmap terkait produksi dan hilirisasi sorgum. Roadmap, kata dia merupakan mandat dari Presiden.
“Ini sudah masuk dalam sidang kabinet (tentang sorgum). Bahwa sebelumnya sorgum belum punya roadmap. Tapi begitu bapak Presiden saya ajak kesini. Pulang, sidang kabinet, perintah Presiden adalah Menteri Pertanian supaya membuat roadmap untuk tanam sorgum. Dan ini roadmapnya sudah clear bahwa awalnya 15 ribu berikutnya menuju 50 ribu hektar dan pada akhirnya nanti 200 ribu hektar, udah ada roadmapnya untuk itu,” tuturnya.
(eva/eva)